Monday, 24 February 2014
Aturan Jam Cinderella Bikin Risau Warga Bandung
23:49:00
Breaking News
sumber: http://www.tempo.co/read/news/2014/0...-Warga-Bandung
TEMPO.CO, Jakarta - Sejak awal tahun, para penikmat kehidupan malam di Bandung terusik dengan adanya batasan jam malam yang diberlakukan kepolisian. Persis dongeng Cinderela, jam 12 malam merupakan batas akhir bagi mereka mengakhiri keriaannya.
Lengkingan suara sirene dari atap mobil polisi di tengah malam, kini menjadi hal biasa. Bak lonceng sekolah penanda berakhirnya pesta.
Namun belakangan suara-suara ketidakpuasan bermunculan. Maklum, Bandung adalah kota hiburan. Ritual baru yang membatasi jam operasional pesta, dinilai membatasi ruang gerak dan kreativitas warganya. “Nongkrong bareng temen kini waktunya padat, enggak kaya dulu,” kata Deyna, perempuan berusia 19 tahun yang hobi kongkow di klub bersama kawan-kawannya. “Semua orang takut dirazia.”
Aturan jam Cinderella belakangan memakan korban. Seorang seniman musik asal Bandung, Satrio NB dari band indie Pure Saturday terpaksa menerima 20 jahitan di jidatnya. Gara-gara, bentrok dengan polisi yang hendak memperingatkan jam malam di sebuah café di Jalan Trunojoyo, Bandung.
Pihak lain yang merasa dirugikan dengan diberlakukannya jam Cinderella tentunya para pemilik hiburan malam, restoran, café dan took kelontong 24 jam. Kepada Tempo, seorang manajer hiburan malam mengaku kehilangan 30 persen omzet pada hari biasa dan 50 persen pada akhir pekan. “Menurun hingga Rp 500 juta – 600 juta, beberapa diskotek sudah mengurangi jumlah karyawannya sebab banyak kehilangan uang tip,” katanya.
Menanggapi keluhan serta beberapa insiden yang terjadi sejak jam Cinderella , Kepala Polda Jawa Barat, Inspektur Jenderal M Iriawan berkukuh kalau aturan jam malam itu telah berhasil menekan angka kriminalitas. Ia mengerti betul soal kikuknya warga dengan aturan baru yang diterapkan, namun ia juga meminta agar tugasnya menjaga kondusivitas masyarakat.
Sementara itu, Wali Kota Ridwan Kamil tampak galau dengan jam Cinderella. Ia mengaku kalau perda memang mengatur hiburan malam tutup hingga pukul 03.00 WIB. “Tapi soal keamanan kota, kami kembalikan lagi ke kepolisian,” katanya.
Ia berencana melakukan negosiasi dengan polisi, sebab jam Cinderella sejatinya hanya himbauan. “Pengusaha berhak melanggar,” katanya.
Desakan keras kemudian muncul dari seorang pengamat kepolisian asal Universitas Padjadjaran, Muradi. Ia menilai penerapan aturan jam Cinderella hanyalah aksi sepihak dari Kapolda. Sebab, aturan main hiburan malam sejatinya tertuang dalam peraturan daerah. “Aturan itu lebay, Kapolri ganti saja Kapolda Jabar,” katanya.
----
Kenapa muncul Jam Malam?
Jam 12 Malam Semua Tempat Hiburan di Bandung Harus Tutup
sumber: http://berita.plasa.msn.com/nasional...ng-harus-tutup
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pascakasus pembacokan Kapolsek Astanaanyar, Kompol Sutorih di depan Karaoke Anggun, Jalan Sudirman, Bandung, Minggu (5/1/2014) lalu, kini tempat-tempat hiburan di Kota Bandung sudah harus tutup pukul 24.00 atau 00.00 WIB tanpa kecuali.
Sejak Minggu (5/1/2014) malam sejumlah personel Kepolisian pun bersiaga di puluhan tempat hiburan yang ada di Bandung menjelang pukul 24.00 WIB. Kehadiran petugas tersebut mengarahkan pengelola tempat hiburan agar segera menutup tempatnya.
"Sejak Minggu (5/1/2014) malam kita ada tim yang mengarahkan agar tempat hiburan malam tutup pukul 24 atau 00.00. Kalau membandel kita tongkrongin ditempat itu," ujar Kabag Ops Polrestabes Bandung, AKBP Diki Budiman di Mapolrestabes Bandung, Selasa (7/1/2014).
Sebelumnya diberitakan, Kepala Kepolisian Sektor Kota (Kapolsekta) Astanaanyar, Komisaris Polisi (Kompol) Sutorih kena bacok saat melerai keributan tak jauh dari sebuah tempat hiburan, Minggu (5/1/2014) sekitar pukul 04.20 WIB.
Informasi yang dihimpun Tribun Jabar (Tribunnews.com Network), Kapolsek saat itu mendapat informasi keributan terjadi di sebuah lokasi karaoke. Bersama sejumlah anggota, meluncur ke lokasi kejadian. (dic)
---
Di Indonesia ini memang unik, di daerah itu ada tiga penguasa: penguasa admisnistrasi, penguasa keamanan, penguasa pertahanan. Tapi siapa penjurunya? Harusnya si penguasa admistrasi kalo konteks tata pemerintahan.
Menarik komentar dari Ridwan Kamil dan Muradi. Sebuah sindiran halus dan pertanyaan. Sebenarnya sebuah kebijakan keamanan di daerah itu kewenangan siapa si? Kalo memang benar Kapolda ambil keputusan sendiri, untuk apa ada forum Muspika? Pada akhirnya, siapa sebenarnya penjuru di daerah itu?
Salah satu program yang menarik dari Walikota Bandung saat ini adalah meningkatkan Indeks Kebahagian Warga. Jarang TS denger ada pimpinan daerah ngomong masalah ini. Dan Istilah Jam malam sepertinya tidak cocok dengan program ini, bertolak belakang.
0 Comments
Facebook Comments by
Media Blogger