hello

Situasi dan Kontak Terbaru di Seluruh Dunia

Kabar Tercepat dan Sisi Terbaik Setiap Berita

Jadwal dan Ulasan

Situasi Panas Kompetisi Liga EPL dan UCL

Friday 31 October 2014

Kaskus BP,31/10/2014














Zimbabwe,PSKpayungan.com Kabar menggembirakan datang dari dataran Zimbabwe,sejumlah pemberontak Wahabi disana berencana membangun patung 3 ekor "syuhada" yang beraninya cuma ngebom cafe karena gak berani ngebom Kedubes USA.

3 ekor Teroris Katro yang sukses mempermalukan Indonesia dimata dunia International ini rencananya akan dibuatkan patung menggunakan bahan Tai Kuda Kering dan dibangun ditengah tengah lokasi Tempat Pembuangan Sampah di Zimbabwe dengan tujuan untuk mengusir tikus2 yang merajalela disitu.

"Muka2 Imam Samudera cs ini mirip Dewa Tikus,jadi kami yakin tikus pada lari semua liat tampang begonya 3 orang ini" ujar Kebab Rizieq.

Ditemui ditempat lain Ketua Pendanaan Patung Tai Kuda ini Feler Zonk mengatakan pihaknya sengaja mendanai pembangunan patung ini agar menjadi monumen peringatan bagi Wahabi Lover bahwa 3 orang ini pernah berjuang meledakan cafe yg berisi orang2 Indonesia juga.

"Kita harus apreasiasi siapapun penganut Wahabi,lah wong sebelum masuk di Gurinda saya kan dulu di Partai Bulan Banting,salah satu partai yg membidani lahirnya EfPei,coba aja tanya sama mantan boss ane yg koar2 mulu soal hukum supaya dapet jabatan dari Jokowi,sana tanya mantan boss ane Yusrol Ihze Drakula pendiri Partai Bulan Banting,dulu partai ane yg duluan mengusung Paham Wahabi bukan Fekaes mereka sih cuma ikut2an aja"

Kata si Zon sambil mengunyah permen karet berbahan dasar sperma Onta.

Ketika kami mengunjungi lokasi pembuangan sampah yang akan digunakan membangun patung Imam Samudera Cs tampak sejumlah relawan dari Tanahabang sudah memadati lokasi membawa sesajen berupa darah menstruasi Onta Betina dan Sperma Kambing.

Sambil beberapa diantara mereka mempersilahkan kami untuk mengambil Bir Kencing Onta yang sudah disiapkan "TAKE A BEER, TAKE A BEER" teriak Wahabi2 Fensboi ISIS ini.

Kamipun disuguhi tarian Khas Padang Pasir dengan 3 penari perut yang memamerkan pusar berdaki mereka

judul:

[FPI & PKS Pasti Senang] 3 Syuhada Suci Ini Akan Dibuatkan Patungnya

Muhammad Aryshad tersangka penghina presiden dapat Rp. 35 juta



TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jaringan Merah Putih (JMP) memberi bantuan modal usaha untuk keluarga Muhammad Arsyad (MA), tukang sate yang menjadi tersangka penghina Presiden Joko Widodo hingga ditahan di Bareskrim, Mabes Polri.


Ketua Presidium JMP, Nanik S Deyang, menyerahkan bantuan modal usaha langsung kepada keluarga MA. "JMP menyerahkan bantuan Rp35 juta. Dana ini hasil dari iuran anggota JMP," kata Nanik saat mengunjungi kediaman MA di Ciracas, Jakarta Timur, Jumat, (31/10/2014).
Nanik menuturkan modal usaha sebagai bantuan. Sebab, MA yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga sebagai buruh kipas sate meringkuk di tahanan polisi karena dituduh menghina Presiden Jokowi. "Kami berharap ini benar-benar dimanfaatkan untuk menjalankan usaha, bukan untuk yang lain," ucapnya.


Orang tua MA yang menerima bantuan langsung, berjanji akan memanfaatkan bantuan tersebut untuk modal usaha. Terlebih pascapenahanan MA otomatis mengganggu kehidupan sehari-hari keluarga itu.
Nanik mengatakan JMP akan mendukung keluarga MA dan mengupayakan perlindungan terhadap MA selama dalam proses hukum.

Tuesday 28 October 2014

Edit Foto Jokowi-Mega Jadi Bintang Porno, Warga Ciracas Ditangkap

Edit Foto Jokowi-Mega Jadi Bintang Porno, Warga Ciracas Ditangkap


Jakarta - Muhammad Arsyad alias Imen (24 tahun) ditangkap polisi karena melakukan editing pada foto-foto Presiden Joko Widodo dan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri.

Wajah kedua orang penting di Indonesia itu di-cropping lalu disambungkan dengan sejumlah foto-foto model porno yang tengah bugil dalam berbagai adegan.

"Pelaku melakukan potong sambung gambar cewek dengan Jokowi dan juga ada gambar Jokowi (berhubungan badan dengan) Bu Megawati. Porno dan tidak pantas. Masak gambar presiden digituin. Kita sendiri kalau digituin orang lain pasti juga lapor polisi," kata seorang penyidik Cybercrime Mabes Polri pada Beritasatu.com Rabu (29/10).

Foto-foto tidak pantas itu lalu di-posting di facebook milik pelaku dan ditambah dengan berbagai komentar yang tidak pantas lainnya. Tak menunggu lama, warga Ciracas, Jakarta Timur itupun dicokok polisi pada Kamis (23/10) lalu.

Berdasarkan dokumen yang didapat Beritasatu.com, pelaku dijerat dengan pasal berlapis yakni Pasal 29 junto Pasal 4 (1) UU 44/2008 tentang Pornografi, Pasal 310 dan 311 KUHP, Pasal 156 dan 157 KUHP, Pasal 27, 45, 32, 35, 36, 51 UU ITE.

Direktur Pidana Khusus Bareskrim Brigjen Kamil Razak dan Kabareskrim Komjen Suhardi Alius yang dihubungi secara terpisah mengaku belum mendengar kasus ini dan meminta waktu untuk mengecek.
ada disini yang tahu gambarnya?

Monday 27 October 2014

Sekilas tentang PARMALIM

"BATAK PARMALIM" Penganut Agama Yahudi

Di Tano Batak ?

http://www.kaskus.co.id/thread/543ba703582b2ed1478b4592/quotbatak-parmalimquot-penganut-agama-yahudi-terakhir-di-tano-batak/

Ugamo Malim adalah agama asli yang dianut Bangso Batak sebelum agama Islam, Kristen dan Katolik dianut sebagian besar Batak Toba.
Penganut Ugamo Malim disebut Parmalim, pimpinan tertinggi Ugamo Malim adalah Raja Sisingamangaraja I-XII. Saat ini Parmalim yang tersisa di Tano Batak hanya sekitar 10.000 orang. Ugamo Malim terpusat di Huta Tinggi, Laguboti Kabupaten Tobasa. Pimpinan Parmalim bernama Raja Marnangkok Naipospos, meneruskan kepemimpinan Raja Sisingamangaraja Sinambela XII.
Yang menarik adalah Ugamo Malim ini memiliki banyak kesamaan dan kemiripan dengan Agama Yahudi Kuno. Ugamo Malim telah diturunkan dari generasi ke generasi oleh Leluhur Bangso Batak (30-35 generasi) berdasarkan Tarombo (Silsilah) yang dimiliki Bangso Batak, satu generasi sekitar 25 tahun.
Ada satu pertanyaan besar yang sampai saat ini yang mengganjal pada sebagian besar orang-orang Batak Toba, Mengapa Bangso Batak memiliki banyak kesamaan/kemiripan Budaya dengan Bangsa Israel Kuno ?
Padahal Bangso Batak dan Bangsa Israel Kuno terpisah oleh waktu selama 3500-4000 tahun, dipisahkan oleh jarak puluhan ribu km dan dipisahkan juga oleh beberapa samudra yang amat luas.
Ada Pepatah Batak Kuno yang mengatakan "Ndang Adong Jolma Manisia Na Madekdek/Madabu Sian Langit (Banua Ginjang), Na Ruar/Rungkar Sian Toru Ni Tano, Na Mullop Sian Bagasan Aek Dohot Na Mapultak Sian Bulu. Sude Jolma Manisia Ingkon Adong Do Mula Dohot Haroroanna" yang artinya :"Tidak ada satupun manusia yang jatuh dari langit, yang keluar dari dalam tanah, yang muncul dari dalam air dan pecah dari dalam bambu. Semua manusia pasti memiliki asal muasal tidak mungkin muncul begitu saja."
Mungkin akan ada yang bertanya, mungkin saja Bangso Batak meniru Budaya dan Adat Istiadat Bangsa Israel setelah membacanya dari Perjanjian Lama (Alkitab) ? Mungkin saja, tetapi fakta menyatakan sebaliknya. Penginjil pertama yang datang ke Tano Batak adalah Munson dan Leyman, mereka tiba di Sibolga pada tahun 1834, 14 tahun setelah "Tinki Ni Pidari" (1815-1820). Tingki Ni Pidari adalah sebuah jaman yang amat mengerikan bagi Bangso Batak.
Munson dan Leyman gagal mengkristenkan Bangso Batak, bahkan mereka berdua dinyatakan mati atau menghilang. Menghilangnya Munson dan Leyman inilah yang memunculkan sebutan "Batak Siallang Jolma" (Orang Batak Pemakan Manusia). Tidak ada versi cerita yang dapat diverifikasi kebenarannya mengenai hal ini. Tapi cerita inilah yang selalu digunakan para Penginjil untuk mendiskreditkan Leluhur Bangso Batak sampai sekarang.
Lalu sekitar 30 tahun kemudian IL. Nomennsen tiba di Tarutung yaitu pada tahun 1862. IL. Nomennsen melakukan pembabtisan pertama pada tahun 1865. Jadi Kekristenan ada di Tano Batak baru sekitar 150 tahun.
Sedangkan berdasarkan Tarombo (Silsilah) yang ada, Bangso Batak mempunyai 30-35 generasi (1 generasi sekitar 25 Tahun) sekitar 700-850 tahun atau mungkin saja lebih. Kemiripan budaya Bangso Batak Toba dan Bangsa Israel Kuno tidaklah mungkin didapat setelah membaca Perjanjian Lama (Alkitab). Salah satunya adalah Perkimpoian dengan Pariban (menikahi putri paman dari pihak ibu), seperti yang dilakukan Jacob (Es-Rael) menikahi putri pamannya Laban. Jacob melakukan hal ini sekitar 3900 tahun yang lalu dan Bangso Batak masih melakukannya sampai sekarang, dan yang lebih aneh lagi, orang-orang Yahudi sekarang bahkan tidak melakukan perkimpoian antar Pariban ini lagi.
Bicara soal tiru-meniru Budaya Bangsa Israel, bukankah lebih mudah bagi suku-suku bangsa di sekitar Tanah Kanaan (Negara Israel sekarang) untuk meniru budaya dan adat istiadat dari Bangsa Israel. Bahkan beberapa Komunitas Kristen tertua di dunia ada di sekitar negara Israel seperti yang tertulis di Perjanjian Baru Alkitab, seperti jemaat di Korintus, di Antitokia dll. Ada komunitas Gereja Ortodoks yang amat tua di Yerusalem (Tepi Barat) Palestina, komunitas Gereja Kuno di Libanon, Gereja-gereja Kuno di Syria, Gereja Kristen Nestorian di Iraq dan Gereja Koptik di Mesir. Tetapi fakta dan kenyataannya, tidak ada satupun dari komunitas gereja-gereja kuno tersebut yang sanggup meniru budaya dan adat dari Bangsa Israel.
Bukankah seharusnya mereka lebih mudah meniru dan mengcopy paste budaya dan adat Bangsa Israel kedalam budaya mereka sendiri dibandingkan dengan Bangso Batak yang terpisah oleh jarak puluhan ribu km dan beberapa samudera yang amat luas serta terpisah oleh waktu selama ribuan tahun ?
Dan ada fakta menarik yang lainnya, Pemerintah Israel tidak pernah menemukan satupun dari TEN LOST TRIBES OF ISRAEL di sekitar negara Israel itu sendiri. Bahkan di kawasan Timur Tengah (Middle East) dan Jazirah Arab tidak ada TEN LOST TRIBES yang ditemukan. Pemerintah Israel malah menemukan The Falasha (Beta Israel) yang berkulit hitam di Ethopia, The Pathan (Suku Pushtun) di Afganishtan dan Pakistan, Bnei Menashe (Suku Mirizoam) yang berkulit sawo matang di India Timur yang berbatasan dengan Myanmar, The Kaifeng (Suku Yahudi China) yang berkulit putih di Tiongkok, Suku-suku Yahudi Indian yang berkulit kemerah-merahan di Benua Amerika dan lain-lain (www.shavei.org).

Sebagai perbandingan, Bangsa Israel memiliki 3 ciri-ciri utama: 1. Bangsa Superior di atas suku-suku bangsa lain, 2. Memiliki ingatan masa lalu yang amat kuat dan 3. Bangsa yang teguh memegang adat-istiadat dan budayanya. Dan Bangso Batak (Toba) juga memiliki ketiga ciri-ciri tersebut.

Kemiripan Budaya dan Adat antara Bangso Batak dan Bangsa Israel dapat dibagi menjadi 4, yaitu :
1. Kemiripan Hasil/Produk Kebudayaan
2. Kemiripan Ugamo Malim dan Agama Yahudi
3. Kemiripan Adat-Istiadat
4. Kemiripan Sifat dan Karakter

1. KEMIRIPAN HASILl/PRODUK KEBUDAYAAN :
a. ULOS (Pakaian Tradisional Batak) amat mirip dengan PRAYER SHAWL OF JEWISH, sama-sama memiliki "Rambu" (Fringe/Surai) dikedua ujungnya. Ulos merupakan salah satu bukti utama yang tidak terbantahkan yang menunjukkan jati diri Bangso Batak (Toba), seperti juga orang-orang Yahudi (Bangsa Israel) yang dengan bangga menunjukkan jati dirinya dengan menggunakan "Prayer Shawl"nya. Coba cari dengan menggunakan ompung/mbah “Google” lalu bandingkan sendiri hasilnya.
b. Alat musik tradisional Batak (Oloan) amat mirip dengan Alat musik tradisional Bnei Menashe (Salah satu suku bangsa yang telah diakui sebagai "Ten Lost Tribe") yang berasal dari India Timur yang berbatasan dengan Myanmar.
c. Permainan tradisioanal Batak (Marsitekka) amat mirip dengan Permainan tradisional Bnei Menashe (Salah satu suku bangsa yang telah diakui sebagai "Ten Lost Tribe") yang berasal dari India Timur yang berbatasan dengan Myanmar.
d. Corak Ulos Batak amat mirip dengan Pakaian Tradisional Bnei Menashe (Salah satu suku bangsa yang telah diakui sebagai "Ten Lost Tribe") yang berasal dari India Timur yang berbatasan dengan Myanmar. Coba cari dengan menggunakan ompung/mbah “Google” lalu bandingkan sendiri hasilnya.
e. Pakaian Batak Parmalim yang serba putih mirip dengan Suku Falasha (Beta Israel) yang berasal dari Ethopia. Coba cari dengan menggunakan ompung/mbah “Google” lalu bandingkan sendiri hasilnya.

2. KEMIRIPAN UGAMO MALIM DAN AGAMA YAHUDI :
a. Sama-sama menganut Monoteisme
b. Martutu Aek (Ritual pembabtisan dan pemberian nama seorang bayi pada hari ketujuh kelahirannya)
c. Pasahat Tondi (Upacara kematian)
d. Samisara/Mararisantu (peribadatan setiap hari sabtu) atau Ibadah hari Sabath
e. Mardebata (Peribadatan atas niat seseorang)
f. Mangan Mapaet (Peribadatan memohon penghapusan dosa)
g. Sipaha Sada (Peribadatan hari memperingati kelahiran Tuhan Simarimbulubosi)
h. Sipaha Lima (Peribadatan hari persembahan / kurban)
i. Subang Bolon (Pantangan besar/diharamkan memakan daging babi, kucing, anjing, binatang-binatang liar lainnya dan darahnya)
j. Patik ( Sebagian besar dari 10 Perintah Tuhan juga ada dalam Ugamo Malim)
k. Parmalim memanggil "Mula Jadi Na Bolon" (Mula Pertama Yang Agung/The First Almighty) Tuhan Pencipta Alam Semesta Raya sebagai Amang (Bapa) dan Ompung (Kakek/Leluhur) mereka, mirip dengan Bangsa Israael yang juga memanggil "Jehovah" (Alpa dan Omega) sebagai Bapa dan Kakek/Leluhur mereka. Dan sebagian besar Batak Kristenpun masih melalukan hal ini sampai sekarang.
l. Tolu Portibi Di Hasiangan (Pola Tiga Alam Semesta) Orang Batak membagi tiga besar pola alam semesta, yaitu banua ginjang (alam sorgawi), banua tonga (alam dimensi kita), dan banua toru (alam maut). Bangsa Israel kuno juga membagi alam dengan pola yang sama.
m. Penggunaan Aminjon (Kemenyan) dalam Ritual Agama

3. KEMIRIPAN ADAT-ISTIADAT
a. Memelihara Tarombo (Silsilah), jika seorang lelaki Batak (Toba) kehilangan atau tidak mengingat/mengetahui silsilahnya maka dia akan dipanggil "Jolma Na Lilu" (Manusia yang tersesat/The Lost Man), bahkan dalam kasus yang terburuk dia akan dikucilkan dari komunitasnya dan disebut sebagai "Dalle" (Batak Na Mago/Batak yang hilang). Di dalam Tradisi Israel orang seperti itu disebut juga "Goyim".
b. Menganut Sundut Ni Baoa (Patrilialisme Murni/Pure Patriach System)
c. Sistem Pinaribaan/Pariban (Baoa mangoli boru ni Tulang, Boru-Boru muli tu anak ni Namboru), menikahi anak perempuan paman/dari pihak ibu atau neneknya seperti yang dilakukan Jacob menikahi Lea dan Rahel putri dari Laban pamannya dari pihak ibu (Ribka).
d. Hasangapon (Harga Diri/Kredibilitas), Sebelum terkontaminasi dengan racun-racun pikiran jaman modern, setiap orang Batak, terutama orang tua, cukup menitipkan sebuah tempat sirih (salapa atau gajut), ataupun sehelai ulos, sebatang tongkat, atau apa yang ada pada dirinya sebagai surat jaminan hutang pada pihak yang mempiutangkan, ataupun jaminan janji pada orang yang diberi janji.
e. Mangabia (Menikahi janda dari saudara laki-lakinya/Hierarki) dalam pertalian semarga, Dalam tradisi Israel kuno, kita dapat membaca kisah janda Rut dan Boas.
f. Bura-Bura (Caci Maki/Vulgarisme). Setiap orang dapat marah. Tetapi caci maki dalam kemarahan berbeda- beda pada tiap-tiap etnik.
Pada suku Batak makian seperti itu juga ada, tetapi ada satu yang spesifik. Dalam sumpah serapahnya seorang Batak tak jarang memungut sehelai daun, atau ranting kecil, atau apa saja yang dapat diremuk dengan mudah, (1 Sam. 25, perhatikan ayat 22 yang persis sama dengan sumpah serapah orang Batak).
g. Mangokal Holi atau Eksumasi (Pemindahan tulang belulang) Pada bangsa Israel kuno hal semacam adalah kebiasaan umum.
h. Mangandung (Meratap/Lamentation). Dari sejarah diketahui bahwa ketika Yusuf (perdana menteri Mesir) meninggal, sanak keluarganya membayar para peratap untuk mangandung. Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru berkali-kali mencatat kata -kata ratapan, meratap, peratap.
i. Sundut-Sundut Ni Pamatang (Hierarki pada tubuh), Dalam budaya Batak Simanjujung (Kepala) mempunyai posisi yang tertinggi dan Simanjojak/ Palak Ni Simanjojak (Kaki/Telapak Kaki) mempunyai posisi yang terendah. Adalah Tongka Bolon (Larangan Besar) menyentuh kepala seseorang dan menunjukkan telapak kaki kepada orang lain.
j. Simangido Siamun dohot Bariba Siamun (Tangan kanan dan sisi kanan), Dalam budaya Tapanuli, sisi kanan dan tangan kanan berbeda tingkat kehormatannya dengan sisi kiri dan tangan kiri. Jangan sekali-kali berinteraksi dengan orang lain melalui tangan kiri jika tidak karena terpaksa. Itupun harus disertai ucapan maaf. Dalam Alkitab banyak tercatat aktivitas sisi `kanan’ yang melambangkan penghormatan atau kehormatan. Juga baca Pengkhotbah 10:2, Mzm 16:8, Mat 25:33, 26:64 Mrk 14:62, Kis 7:55-56, 1Pet 3:22, dll.
k. Anak Siahaan/Siangkangan/Buha Baju/Panggoran (Anak Sulung), Dalam Adat Batak jika seorang ayah meninggal maka anak sulung yang sudah dewasa akan menggantikan posisinya untuk mengurus dan menafkahi keluarganya, (baca Kel 4:22, 34:20, 13:12 dan 15, Im 27:26, Bil 3:13, 8:17, Mzm 89:28, Yer 31:9, Hos 9:20, Rom 8:23, Luk 2:27, 11:16, 1Kor 15:20 dan 23, Kol 1:15 dan 18, Ibr 1:6, Yak 1:18, dll).
k. Imbar Ni Baoa dohot Boru-Boru (Perbedaan Gender antara Lelaki dan Perempuan), Hingga sekarang posisi perempuan dalam hubungan dengan pencatatan silsilah selamanya tidak disertakan karena perempuan dianggap milik orang lain, menjadi paniaran ni marga yang berbeda. Hal yang sama terjadi pada bangsa Israel kuno ; bangsa ini tidak memasukkan anak perempuan dalam silsilah keluarga. Ada banyak silsilah dalam Alkitab, tetapi nama perempuan tidak terdapat didalamnya kecuali jika muncul sebagai yang sangat penting seperti Rut dan Maria (ibu Yesus).
l. Sinamot (Mahar/Dowry), Pemberian Mahar kepada pihak keluarga pengantin perempuan.
m. Maningkir Tangga dohot Paulak Une, Sebuah tradisi Batak Kuno untuk memeriksa keperawanan dari seorang pengantin perempuan. Sebelum menikmati malam pertama, ibu atau saudara perempuan dari pengantin pria akan memeriksa keperawanan dari pengantin perempuan. Pada jaman dahulu para perempuan Batak amat menjaga kesuciannya. Jika seorang pengantin perempuan terbukti tidak perawan lagi, maka saat melaksanakan Adat Maningkir Tangga atau Paulek Une dia bisa dikembalikan ke pihak keluarga besarnya.
l. Legenda Si Raja Batak dan Gunung Pusuk Buhit mirip (Nuh dan bukit Ararat)
m. Anakkonhi Do Hamoraon Di Au (Anak Adalah Harta Paling Berharga Melebihi Apapun Di Dunia Ini). Budaya ini mirip dengan Ibunda dari Nabi Musa ketika ia rela menjadi budak dan pembantu Ratu Mesir untuk menyelamatkan Nabi Musa yang masih bayi. Juga seperti orang-orang Yahudi di Eropa pada masa "Holocaust" rela mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan anak-anak mereka.
n. Partungkot Sialagundi/Tunggal Panaluan (Raja dan Pemimpin Bangso Batak Selalu Memakai Tongkat Sebagai Perlambang Kekuasaannya). Hal ini mirip dengan Raja-Raja dan Nabi-Nabi dalam Budaya Israel Kuno. Bandingkan dengan Raja-Raja Jawa yang selalu menggunakan Pedang dan Keris untuk melambangkan kekuasaannya.
p. Bangso Batak Na Jogi/Bonggal (Bangsa Batak Yang Jaya Raya/The Great Bataknese Nation). Seperti Bangsa Israel, Bangso Batak selalu menyebut dirinya sebagai suatu bangsa yang besar bukan sebagai suku atau etnis.

4. KEMIRIPAN SIFAT DAN KARAKTER :

a. Memiliki Hapistaron/Hamaloon (IQ/Kepandaian) diatas rata-rata dibandingkan dengan suku-suku bangsa di sekitarnya. Ini adalah salah satu ciri utama yang amat mirip antara Bangso Batak dan Bangso Israel. Hal ini mungkin yang menyebabkan superioritas Bangso Batak di Indonesia.
b. Manghutur-huturhon Pamatangna/Simanjujung Ditingki Marulaon Na Badia Manang Manortor (Suka menggoyang-goyangkan badan atau kepalanya ketika sedang beribadah atau menari.) Ini juga salah satu ciri yang amat mirip dengan Bangsa Israel. Ketika Orang Israel beribadah mereka akan selalu menggoyang-goyangkan tubuh dan kepalanya.
c. Parjalang/Pangaranto Na Hasea (Perantau Yang Selalu Sukses). Sifat ini melahirkan amat banyak perantau Batak yang sukses, di Indonesia mungkin Bangso Bataklah perantau paling sukses mengalahkan Suku Minang, Suku Bone dan Suku Bugis.
d. Pangula Na Ringgas Jala Na Nunut (Pekerja Keras Dan Giat Serta Pantang Menyerah)
e. Parhata Sada (Teguh Memegang Prinsip/Pendirian dan Loyal/Setia). Mungkin karena sifat inilah Ir.Soekarno dan Megawati memberi kepercayaan yang lebih kepada orang Batak. Coba hitung sendiri berapa banyak politisi Batak Toba di PDIP ?
f. Parpos Ni Roha (Selalu Percaya Diri). Sifat ini menghasilkan ribuan pengacara, jaksa dan hakim , bahkan dikalangan pengacara Indonesia marga yang disandang merupakan jaminan mutu.
g. Parginjang Ni Roha (Sedikit Sombong dan Arogan). Sifat yang satu ini mungkin yang membuat orang Batak tidak begitu disukai kebanyakan orang Indonesia. Sifat yang satu ini juga amat mirip dengan orang Yahudi sehingga tidak disukai hampir di seluruh belahan dunia.
h. Parbarani (Pemberani aka Bernyali Tinggi). Sifat yang satu ini menghasilkan tentara-tentara yang amat disegani di Indonesia. Bangso Batak memiliki ratusan Jendral di TNI dan Polri. Mungkin di Indonesia Batak adalah suku yang terbanyak memiliki Jendral, hampir setiap marga memiliki setidaknya 1 orang Jendral. Bahkan marga Panjaitan setidaknya memiliki 10 orang Jendral, 3 diantaranya adalah Jendral-Jendral legendaris di Kopassus dan MayJen DI.Panjaitan Sang Pahlawan Revolusi. Dari marga saya Sianturi setidaknya ada 3 orang Jendral, salah satunya LetJen TB Simatupang (Sianturi).
i. Parbada (Suka Berdebat dan Berkelahi). Sifat ini menghasilkan banyak preman-preman yang disegani dan ditakuti. Salah satunya adalah sang legenda "Olo Panggabean", bahkan Yapto S dan Yoris Raweyai saja tidak berani berhadapan langsung dengannya ketika dia masih hidup.
j. Si Jogal Rungkung/Si Jogal Ulu (Keras Kepala dan Tegar Tengkuk). Sifat yang satu ini merupakan salah satu ciri khas utama Bangso Batak dan Bangsa Israel.
k. Parende (Suka Menyanyi). Sifat ini menghasilkan banyak komposer besar dan banyak juga penyanyi yang cukup handal. Suku Batak adalah suku yang paling banyak menciptakan lagu daerah di Indonesia, jumlah lagu-lagu daerah Batak saat ini mungkin sudah ribuan.
l. Panortor (Suka Menari). Setiap acara adat Batak pasti ada Gondang Bataknya, sama dengan orang-orang Yahudi yang suka sekali menari bersama ketika melaksanakan suatu upacara terutama pada acara perkimpoian atau acara suka cita lainnya.
m. Marsaor Tu Bagas (Memiliki Komunitas Yang Agak Tertutup). Sifat ini juga amat mirip dengan orang Yahudi sekarang. Isarana (Contohnya) adalah Gereja HKBP, Gereja HKBP adalah gereja yang sangat eksklusif dan tertutup. HKBP tidak akan pernah menerima jemaat dari suku lain, HKBP hanya akan menerima jemaat dari Suku Batak dan Sub Etnisnya (Nias, Karo, Fakfak, Angkola, Simalungun dll)
n. Mangoli/Muli Holan Tu Halak Batak (Hanya Menikah Dengan Sesama Orang Batak/Intermarriage). Sifat yang satu ini tidak perlu dipertanyakan lagi amat mirip juga dengan Bangsa Israel.
o. Sahala Ni Hadatuon (Memiliki Talenta Keparanormalan Yang Cukup Tinggi). Mirip denga Suku Falasha (Beta Israel) di Ethopia yang amat ditakuti karena mempunyai banyak paranormal-paranormal yang cukup tangguh. Dari 400-an marga Batak Toba hampir semua memiliki Datu(Dukun). Tapi ada satu yang membedakan paranormal Batak dengan yang lain, paranormal Batak rata-rata "Low Profile" dan amat jarang pamer kekuatan.
Jika data yang diatas itu saja dibawa kepada ahli statistik, yang tentu akan mempertimbangkan semua aspek-aspek lain yang terkait kedalamnya, simililaritasnya dengan tradisi bangsa Israel kuno dengan bukti autentik tertulis dalam Alkitab, informasi sejarah sekuler, tradisi Semitik yang ada hingga sekarang, serta kesamaan tradisi itu pada Bangso Batak setelah kurun waktu kurang
lebih 3000 tahun, angka perbandingan untuk mengatakan bahwa suku Batak Toba bukan keturunan Israel mungkin 1 : 1,000,000 bahkan bisa jadi lebih.
Dan yang terakhir kepada semua Orang Batak Toba, “Hea do dihilala hamu sada panghilalaan na so tarultoppon manang na so tarhataon tarsingot tu Bangso Israel ?” Apakah anda semua sebagai Orang Batak (Toba) pernah merasakan sebuah perasaan aneh yang tidak bisa diungkapkan mengenai Bangsa Israel ? Dan dapat dipastikan bahwa seluruh Orang Batak (Toba) pasti pernah merasakan hal yang sama terhadap Bangsa Israel.
Seperti Umpasa Batak (Pepatah Kuno) yang mengatakan “Marsijouan do tondi ni angka jolma na marsisolhot dohot Mangkuling do mudar ni angka jolma na so marsibinotoan” yang artinya : “Jiwa dari orang-orang yang bersaudara akan saling memanggil dan Darah mereka akan berbunyi dalam satu frekwensi yang sama, walaupun tidak saling mengenal satu sama lain”
MULAK MA HO BANGSOKI, BANGSO BATAK BANGSOKI NA JOGI !!!!
Tulisan ini dirangkum dari berbagai sumber dan penelitian kecil-kecilan ala kadarnya.
PAUK-PAUK MA HUDALI, PAGO-PAGO MA TARUGI
NA TADING TA ULAHI, NA SEGA TA PAULI
Horas !!!

http://www.yopnik.com/toba/batak%20nation.html
http://ibokurddruzepathankashmirikuk...atak-toba.html
www.shavei.org
http://rykers.blogspot.com/2009/06/b...rael-yang.html
http://www.simchajtv.com/

KLASEMEN EPL DAN LA LIGA TERKINI, TAK KALAH DGN SUSUNAN KABINET



Thursday 23 October 2014

Wassalam, Akhir Cerita Ponsel NOKIA

Wassalam, Kini Tak Ada Lagi Ponsel Nokia

TEMPO.CO, Paris - Mulai hari ini, Rabu, 22 Oktober 2014, merek Nokia akan menghilang dari jagat industri telepon selular pintar. Hilangnya nama Nokia diputuskan oleh Microsoft Inc, pemilik baru perusahaan asal Finlandia tersebut. (Baca: Microsoft Akan Hapus Nama Nokia?)

Kabar hilangnya nama Nokia tercantum di laman Facebook dan Twitter kantor Nokia cabang Prancis. Pengelola laman Facebook itu juga menyebut akunnya akan berganti nama menjadi Microsoft Lumia. Ada juga tautan ke link Twitter Nokia Prancis yang menginformasikan kabar penggantian nama tersebut akan dilakukan di beberapa negara lain setelah Prancis. Dengan demikian, mulai saat ini tidak ada lagi ponsel Nokia Lumia. Yang ada adalah ponsel pintar berbasis Windows, Microsoft Lumia.

Merek Microsoft Lumia juga dikabarkan akan menggantikan nama Nokia di semua produk, media sosial, dan publikasi online. Kini Microsoft juga mengubah produk sistem operasi untuk ponsel, dari Windwos Phone menjadi hanya Windows. Setelah merek Nokia dihilangkan dari produk Lumia, Microsoft berharap konsumen tidak kebingungan. Maklum saja, selama beberapa tahun terakhir merek Lumia sangat lekat dengan imej Nokia. (Baca: Jam Cerdas Microsoft Siap Tandingi Moto 360)

Sebagai informasi, Microsoft membeli lini bisnis telepon selular Nokia pada 3 September 2013. Microsoft mengucurkan dana US$ 5 miliar untuk bisnis perakitan produk serta US$ 2,2 miliar untuk lisensi paten Nokia. Secara keseluruhan, Microsoft menginvestasikan dana US$ 7,2 miliar atau Rp 79 triliun untuk menguasai bisnis utama Nokia. Setelah bisnis ponselnya dikuasai Microsoft, merek Nokia hanya bisa ditemui di produk lain, seperti sistem jaringan telekomunikasi hingga produk pembuatan peta.
Source:

https://id.berita.yahoo.com/wassalam...--finance.html

Sunday 19 October 2014

Daftar Kebiasaan Orang Tua yang Menyebabkan Anak Berperilaku Negatif

Ini Dia Kebiasaan Orang Tua Yang Menyebabkan Anak Berprilaku Negatif



"Mana yang nakal, Mejanya ya?" Suara seorang Ayah lantang sambil menghampiri balita yang tengah menangis karena terjatuh di dekat meja. Tak lama kemudian terdengar suara Ayah memukul meja, "buk..buk..", lalu si Ayahpun berkata dengan bangga... "Udah...udah ayah pukul mejanya, cup cup yaa..jangan nangis lagi".

Apa Anda familiar dengan peristiwa tersebut? atau Anda pernah melakukannya? Sebetulnya ini adalah kebiasaan yang buruk karena bisa menghilangkan rasa bertanggungjawab anak di kemudian hari. Akibatnya, kelak Orangtua akan kesulitan mengatur perilaku anak, bagaimana cara yang tepat dan apa lagi ya kebiasaan yang buruk bagi tumbuh kembang anak? Sebaiknya Anda membaca artikel ini secara lengkap.



1.  Mengalihkan Tanggung Jawab

Ilustrasi Ayah memukul meja di atas adalah kebiasaan pengalihan tanggungjawab. Kebiasaan ini tampaknya lazim dilakukan. Niat Ayah sih baik, agar anak berhenti menangis, tapi si Ayah telah salah menempatkan perasaan.

Sebagai orang dewasa, kita sangat tidak ingin dianggap salah oleh orang lain. Maka, secara tidak sadar, si Ayahpun menyalahkan meja, kursi, lantai, atau apapun, asal bukan anaknya. Padahal si anak jatuh karena tubuhnya memang sedang belajar untuk menyeimbangkan diri. Secara psikologis, hal ini adalah proses penumpulan logika anak sekaligus melatihnya untuk tidak bertanggungjawab.

Akibatnya di waktu dewasa, di dunia kerja anak sulit mengidentifikasi sebab akibat, akhirnya ia tidak bisa memberikan solusi yang jitu bagi problem perusahaan. Masalah A, Solusinya malah Z. Selain itu, ia juga cenderung menyalahkan orang lain atas kegagalannya, bahkan..menyalahkan kita sebagai orangtuanya.

Saat anak terjatuh adalah momen emas untuk menyadari bahwa ada sebab ada akibat, sekaligus membangun daya juang serta rasa tanggungjawabnya.

Yang Lebih Baik Dilakukan
Saat anak terjatuh lalu menangis, kita harus mengajarinya bangkit. Bahkan saat kita tidak berkata apa apa pun, anak akan berusaha bangkit sendiri. Terkadang tangisan anak malah terjadi karena orangtua terlalu overacting.  Sesekali, diam saja dan berikan anggukan senyum atau berikan tangan Ayah dan Bunda untuk membantunya bangkit. Bila merasa perlu penekanan, maka Ayah dan Bunda bisa katakan kepadanya untuk berhati-hati dan bermain lagi.

Bila ia terluka, cukup peluk untuk menghentikan tangisannya dan ajak dia untuk mengobati lukanya. Tindakan-tindakan ini lebih hemat kata-kata, lebih hemat tenaga, tapi lebih efektif untuk membentuk prilaku positif.

2. Membohongi Anak

Berbohong pada Anak


Saat kecil, anak-anak selalu mendengarkan apa yang kita katakan. Akan tetap semakin besar, kok anak makin susah dinasihati? makin enggan menurut, atau malah melawan. Apa anak-anak sudah tidak mempercayai kita lagi?

Jawabannnya mungkin IYA! Coba tengok ke belakang, apakah kita pernah melakukan kebohongan-kebohongan kecil?

Coba simak kisah ini. Mikaela berusia 1,5 tahun. Setiap ayahnya berangkat kerja, ia selalu menangis meraung-raung. suatu hari Mikaela tertidur ketika saatnya ayahnya berangkat kerja. Ternyata, Mikaela sama sekali tidak menangis. Sejak itu, Ayahnya selalu mengendap-endap saat pergi kerja sehingga Mikaela tidak menyadarinya. Atau untuk membujuk Mikaela, Ayah berkata bahwa Ayah hanya pergi sebentar saja, padahal ternyata pulangnya malam sekali.

Contoh lain adalah menggunakan ancaman yang bohong. Misalnya saat Dodi tidak mau makan, ibupun mengancam Dodi, "kalau nggak mau makan, nanti nggak boleh main perosotan". Padahal akhirnya boleh juga, lagipula, tidak ada hubungan antara makan dan main perosotan, kan?

Anda familiar dengan kebiasaan tersebut? bila iya, mungkin inilah awal ketidakpercayaan anak kepada orangtuanya. Anak tidak lagi percaya dengan apa yang kita katakan, bahkan anak kehilangan rasa amannya akan janji-janji yang kita ucapkan

Yang sebaiknya dilakukan

Jujur dan proporsional dalam berkomunikasi dengan anak. Ungkapkan dengan penuh kasih sayang. Saat pergi ke kantor, sampaikan apa yang sebenernya dengan kata-kata yang mudah ia pahami misalnya seperti

"Ella, Papa mau pergi ke kantor dulu ya,  nanti sore habie Ella mandi, Papa akan pulang kita bisa main lagi sama sama"

Mungkin anak tetap menangis, tapi lama kelamaan dia belajar bahwa Papa memang akan tetap pergi, tapi sore nanti pasti datang. Ini menciptakan rasa aman dalam dirinya.

3. Mengobral Ancaman dan Omelan

"Raka, awas jangan naik tinggi-tinggi, nanti jatuh loh!"
"Awas jangan maen di lapangan, nanti diculik!"
"Ayo dimakan dong makan siangnya, nanti Ayah/Bunda marah kalau nggak makan!"
"Jangan bandel, nanti dipenjara pak polisi!"

Mengancam Anak

Saat kita putus asa setelah berbagai cara tidak dituruti anak, ancaman seringkali menjadi alternatif tindakan. Bedakan antara ancaman dan konsekuensi.

Apabila kita menyampaikannya dengan nada tinggi, tidak mengubah posisi tubuh kita, apalagi dengan menunjuk-nunjuk anak, kita tengah mengancam anak. Selain itu, ancaman biasanya tidaklah dibuktikan. Hanya untuk menakut-nakuti saja. Apalagi kalau mengancam dengan menggunakan institusi tertentu yang seharusnya menjaga keamanan, semisal polisi. Padahal, justru anak harus menghampiri polisi saat ketakutan, bukan sebaliknya.

Apabila kita mengubah posisi sehingga mata kita bisa bertatapan dengan mata anak, mengubah intonasi jadi datar namun tegas, lalu konsekuensi benar-benar kita jalankan terhadap anak, maka kita tengan membuat sebuat konsekuensi.

Anak sangatlah cerdas, ia mempelajari pola tingkah laku kita. Sekali dua kali ia temukan kita mengancam dengan ancaman kosong, maka ia belajar bahwa ancaman orangtua tidaklah serius. Selain itu, anak yang biasa diancam biasanya tumbuh jadi anak yang tidak merasa aman. Anak bisa tumbuh jadi anak yang tidak PD atau sebaliknya, anak yang suka mengganggu dan mengancam orang lain.

Yang sebaiknya dilakukan
Saat anak melakukan kesalahan serius, coba berhenti dari aktivitas kita, lalu minta anak untuk datang. Bicara dengan tegas namun tetap lembut, jelaskan perasaan kita dan tunjukkan prilaku anak yang mana yang harus diperbaiki serta sepakati konsekuensi yang akan didapat apabila anak mengulangi prilaku negatif itu lagi, contohnya.

"Nina, Ibu khawatir kalau Nina main terlalu jauh. Kalau mau main agak jauh, ijin dulu ke Ibu ya supaya nanti Ibu temani"


4. Menyerang Pribadi Anak, Bukan Prilakunya

Bicara tepat sasaran

Kerapkali saat kita sedang capek-capeknya, kita mengomel tak karuan sehingga apa yang kita bicarakan hanya hardikan demi hardikan. Kita tidak bisa menyampaikan dengan jelas prilaku apa tepatnya yang tidak kita inginkan dari anak, misalnya.

"Duuuh....kamu kok begitu sih! Mama sebel kamu begitu lagi begitu lagi". Hal yang sebenarnya terjadi adalah anak pulang main terlalu sore sehingga ia terlambat mandi atau mengerjakan sesuatu.

Atau saat kita berkata "Ihh..kamu ini anak malas! maen melulu!"

Kalau hal ini dibiasakan, maka anak bisa-bisa merasa bahwa SEMUA yang dilakukannya salah, dan SEMUA yang dilakukan akan membuat anda kesal. Akibatnya, anak merasa dia bukan anak yang baik sehingga dia sekalian saja melakukan hal hal yang tidak benar sehingga Anda menjadi kesal.

Yang Sebaiknya Dilakukan

Anak bukanlah peramal yang bisa dengan tepat memperkirakan apa yang kita inginkan. Sebaiknya gunakan kalimat yang spesifik pada prilaku yang kurang tepat dan fokus memperbaiki di sana. Misalya,

"Riana, seharusnya Riana sudah pulang sebelum jam 5 Sore. Kalau Riana terlambat pulang, kamu bisa terlambat mandi dan mengerjakan PR, Riana mengerti, kan?"

Jangan pula membiarkan diri kita larut dalam amarah, apabila anak sudah menunjukkan gelagat akan memperbaiki sikap, kendalikan diri dan terima dia kembali. Ini menegaskan bahwa yang Anda tidak suka adalah prilakunya dan bukan pribadinya.

5. Memberi Dukungan pada Hal yang Salah


Menurut penelitian otak, otak kita memang lebih memperhatikan hal-hal yang negatif. Demikian pula yang terjadi dalam dunia orang tua dan anak. Kerapkali kita lebih tertarik untuk memperhatikan anak, justru saat mereka berbuat hal yang kurang baik.

Misalnya, saat anak bertengkar, baru kita beranjak dari gadget kita. Atau saat anak merusak sesuatu, barulah kita memperhatikannya, menasihati bahkan mengomeli. Sedangkan sebaliknya saat anak menunjukkan prilaku yang baik kita malah biasa-biasa saja.

Anak bisa jadi berpikir bahwa untuk mendapatkan perhatian kita, mereka perlu berbuat sesuatu yang tidak baik! Nah, susah kan kalau begini...

Yang Sebaiknya dilakukan

Beri penghargaan saat mereka berprilaku baik, misalnya saat bermain dengan rukun, atau mereka mau berbagi, atau hal-hal sederhana seperti saat anak meletakkan handuk pada tempatnya, misalnya.

Ungkapkan perasaa anda seperti :

"Bunda senang lihat Ade bisa meletakkan handuk di tempatnya sehabis mandi!"

Anak anda pasti senang dan akan mengulanginya lagi

6. Merendahkan Diri Sendiri/Merendahkan Pasangan



Apa yang anda lakukan kalau melihat anak anda bermain Playstation lebih dari belajar? Mungkin yang sering kita ucapkan pada mereka, “Woy… mati in tuh PS nya, ntar dimarahin loh sama papa kalo pulang kerja!” Atau kita ungkapkan dengan pernyataan lain, namun tetap dengan figur yang mungkin ditakuti oleh anak pada saat itu. Contoh pernyataan ancaman diatas adalah ketika yang ditakuti adalah figur Papa.

Perhatikanlah kalimat ancaman tersebut. Kita tidak sadar bahwa kita telah mengajarkan pada anak bahwa yang mampu untuk menghentikan mereka maen ps adalah bapaknya, artinya figure yang hanya ditakuti adalah sang bapak. Maka jangan heran kalau jika anak tidak mengindahkan perkataan kita karena kita tidak mampu menghentikan mereka maen ps.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Siapkanlah aturan main sebelum kita bicara; setelah siap, dekati anak, tatap matanya, dan katakan dengan nada serius bahwa kita ingin ia berhenti main sekarang atau berikan pilihan, misal “Sayang, Papa/Mama ingin kamu mandi. Kamu mau mandi sekarang atau lima menit lagi?” bila jawabannya “lima menit lagi Pa/Ma”. Kita jawab kembali, “Baik, kita sepakat setelah lima menit kamu mandi ya. Tapi jika tidak berhenti setelah lima menit, dengan terpaksa papa/mama akan simpan PS nya di lemari sampai lusa”. Nah, persis setelah lima menit, dekati si anak, tatap matanya dan katakan sudah lima menit, tanpa tawar menawar atau kompromi lagi. Jika sang anak tidak nurut, segera laksanakan konsekuensinya.

7. Papa dan Mama Tidak Kompak


Mendidik abak bukan hanya tanggung jawab para ibu atau bapak saja, tapi keduanya. Orang tua harus memiliki kata sepakat dalam mendidik anak2nya. Anak dapat dengan mudah menangkap rasa yang menyenangkan dan tidak menyenangkan bagi dirinya. Misal, seorang Ibu melarang anaknya menonton TV dan memintanya untuk mengerjakan PR, namun pada saat yang bersamaan, si bapak membela si anak dengan dalih tidak mengapa nonton TV terus agar anak tidak stress.



Jika hal ini terjadi, anak akan menilai ibunya jahat dan bapaknya baik, akibatnya setiap kali ibunya memberi perintah, ia akan mulai melawan dengan berlindung di balik pembelaan bapaknya. Demikian juga pada kasus sebaliknya. Oleh karena itu, orang tua harus kompak dalam mendidik anak. Di hadapan anak, jangan sampai berbeda pendapat untuk hal2 yang berhubungan langsung dengan persoalan mendidik anak. Pada saat salah satu dari kita sedang mendidik anak, maka pasangan kita harus mendukungnya. Contoh, ketika si Ibu mendidik anaknya untuk berlaku baik terhadap si Kakak, dan si Ayah mengatakan ,”Kakak juga sih yang mulai duluan buat gara2…”. Idealnya, si Ayah mendukung pernyataan, “Betul kata Mama, Dik. Kakak juga perlu kamu sayang dan hormati….”

8. Campur Tangan Kakek, Nenek, Tante, atau Pihak Lain


Pada saat kita sebagai orang tua sudah berusaha untuk kompak dan sepaham satu sama lain dalam mendidik anak-anak kita, tiba-tiba ada pihak ke-3 yang muncul dan cenderung membela si anak. Pihak ke-3 yang dimaksud seperti kakek, nenek, om, tante, atau pihak lain di luar keluarga inti.



Seperti pada kebiasaan ke-7 (Papa dan Mama tidak Kompak), dampak ke anak tetap negatif bila dalam satu rumah terdapat pihak di luar keluarga inti yang ikut mendidik pada saat keluarga inti mendidik; Anak akan cenderung berlindung di balik orang yang membelanya. Anak juga cenderung melawan orang tuanya.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Pastikan dan yakinkan kepada siapa pun yang tinggal di rumah kita untuk memiliki kesepakatan dalam mendidik dan tidak ikut campur pada saat proses pendidikan sedang dilakukan oleh kita sebagai orang tua si anak. Berikan pengertian sedemikian rupa dengan bahasa yang bisa diterima dengan baik oleh para pihak ke-3.

9. Menakuti Anak

Kebiasaan ini lazim dilakukan oleh para orang tua pada saat anak menangis dan berusaha untuk menenangkannya. Kita juga terbiasa mengancam anak untuk mengalihkan perhatiannya, “Awas ada Pak Satpam, ga boleh beli mainan itu!” Hasilnya memang anak sering kali berhenti merengek atau menangis, namun secara tidak sadar kita telah menanamkan rasa takut atau benci pada institusi atau pihak yang kita sebutkan.



Sebaiknya, berkatalah jujur dan berikan pengertian pada anak seperti kita memberi pengertian kepada orang dewasa karena sesungguhnya anak2 juga mampu berpikir dewasa. Jika anak tetap memaksa, katakanlah dengan penuh pengertian dan tataplah matanya, “Kamu boleh menangis, tapi Papa/Mama tetap tidak akan membelikan permen.” Biarkan anak kita yang memaksa tadi menangis hingga diam dengan sendirinya.

10. Ucapan dan Tindakan Tidak Sesuai



Berlaku konsisten mutlak diperlukan dalam mendidk anak. Konsisten merupakan keseuaian antara yang dinyatakan dan tidakan. Anak memiliki ingatan yang tajam terhadap suatu janji, dan ia sanga menghormati orang-orang yang menepati janji baik untuk beri hadiah atau janji untuk memberi sanksi. So, jangan pernah mengumbar janji ada anak dengan tujuan untuk merayunya, agar ia mengikuti permintaan kita seperti segera mandi, selalu belajar, tidak menonton televisi.

Pikirlah terlebih dahulu sebelum berjanji apakah kita benar-benar bisa memenuhi janji tersebut. Jika ada janji yang tidak bisa terpenuhi segeralah minta maaf, berikan alasan yang jujur dan minta dia untuk menentukan apa yang kita bisa lakukan bersama anak untuk mengganti janji itu.

11. Hadiah untuk Perilaku Buruk Anak



Acapkali kita tidak konsisten dengan pernyataan yang pernah kita nyatakan. Bila hal ini terjadi, tanpa kita sadari kita telah mengajari anak untuk melawan kita. Contoh klasik dan sering terjadi adalah pada saat kita bersama anak di tempat umum, anak merengek meminta sesuatu dan rengekennya menjadi teriakan dan ada gerak perlawanan. Anak terus mencari akal agar keinginnanya dikabulkan, bahkan seringkali membuat kita sebagai orang tua malu. Pada saat inilah kita seringkali luluh karena tidak sabar lagi dengan rengekan anak kita. Akhirnya kita mengiyakan keinginan si Anak. “Ya sudah;kamu ambil satu permennya. Satu saja ya!”

Pernyataan tersebut adalah sebagai hadiah bagi perilaku buruk si Anak. Anak akan mempelajarinya dna menerapkannya pada kesempatan lain bahkan mungkin dengan cara yang lebih heboh lagi.

Menghadapi kondisi seperti ini, tetaplah konsisten; tidak perlu malu atau takut dikatakan sebagai orang tua yang kikir atau tega. Orang beefikir demikian belum membaca buku tentang ini dan mengalami masalah yang sama dengan kita. Ingatlah selalu bahwa kita sedang mendidik anak, Sekali kite konsisten anak tak akan pernah mencobanya lagi. Tetaplah KONSISTEN dan pantang menyerah! Apapun alasannya, jangang pernah memberi hadiah pada perilaku buruk si anak.

12. Merasa Bersalah Karena Tidak Bisa Memberikan yang Terbaik


Kehidupan metropolitan telah memaksa sebagian besar orang tua banyak menghabiskan waktu di kantor dan di jalan raya daripada bersama anak. Terbatasnya waktu inilah yang menyebabkan banyak orang tua merasa bersalah atas situasi ini. Akibat dari perasaan bersalah ini, kita, para orang tua menyetujui perilaku buruk anaknya dengan ungkapan yang sering dilontarkan, “Biarlah dia seperti ini mungkin karena saya juga yang jarang bertemu dengannya…”

Semakin kita merasa bersalah terhadap keadaan, semakin banyak kita menyemai perilaku buruk anak kita. Semakin kita memaklumi perilaku buruk yang diperbuat anak, akan semakin sering ia melakukannya. Sebagian besar perilaku anak bermasalah yang pernah saya (penulis) hadapi banyak bersumber dari cara berpikir orang tuanya yang seperti ini.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Apa pun yang bisa kita berikan secara benar pada anak kita adalah hal yang terbaik. Kita tidak bisa membandingkan kondisi sosial ekonomi dan waktu kita dengan orang lain. Tiap keluarga memiliki masalah yang unik, tidak sama. Ada orang yang punya kelebihan pada sapek finansial tapi miskin waktu bertemu dengan anak, dan sebaliknya. Jangan pernah memaklumi hal yang tidak baik. Lakukanlah pendekatan kualitas jika kita hanya punya sedikit waktu; gunakan waktu yang minim itu untuk bisa berbagi rasa sepenuhnya antara sisa2 tenaga kita, memang tidak mudah. Tapi lakukanlah demi mereka dan keluarga kita, anak akan terbiasa.

13. Mudah menyerah dan pasrah



Setiap manusia memiliki watak yang berbeda-beda, ada yang lembut dan ada yang keras. Dominan flegmatis adalah ciri atak yang dimiliki oleh sebagian orang tua yang kurang tegas, mudah menyerah, selalu takut salah dan cenderung mengalah, pasrah. Konflik ini biasanya terjadi bila seorang yang flegmatis mempunyai anak yang berwatak keras.

Dalam kondisi kita sebagai orang tua yang tidak tegas dan mudah menyerah, si anak justru keras dan lebih tegas. Akibatnya dalam banyak hal, si anak jauh lebih dominan dan mengatur orang tuanya. Akibat lebih lanjut, orang tua sulit mengendalikan perilaku anaknya dan cenderung pasrah. Saya [penulis] sering mendengar ucapan dari para orang tua yang Dominan Flegmatis, “Duh… anak saya itu memang keras betul… saya sudah nggak sanggup lagi mengaturnya.” Atau “Biar sajalah apa maunya, saya sudah nggak sanggup lagi mendidiknya.”.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Belajarlah dan berusahalah dengan keras untuk menjadi lebih tegas dalam mengambil keputusan, tingkatkan watak keteguhan hati dan pantang menyerah. Jiak perlu ambil orang orang yang kita anggap tegas untuk jadi penasihat harian kita.

14. Marah Yang Berlebihan


Kita seringkali menyamakan antara mendidik dengan memarahi. Perlu untuk selalu diingat, memarahi adalah salah satu cara mendidik yang paling buruk. Pada saat memarahi anak, kita tidak sedang mendidik mereka, melainkan melampiaskan tumpukan kekesalan kita karena kita tidak bisa mengatasi masalah dengan baik. Marah juga seringkali hanya berupa upaya untuk melemparkan kesalahan pada pihak lain [dan biasanya yang lebih lemah, kalo ama yang lebih kuat ya takut].

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Jangan pernah bicara pada saat marah! Jadi tahanlah dengan cara yang nyaman untuk kita lakukan seperti masuk kamar mandi atau pergi menghindar sehingga amarah mereda. Yang perlu dilakukan adalah bicara “tegas” bukan bicara “keras”. Bicara yang tegas adalah dengan nada yang datar, dengan serius dan menatap wajah serta matanya dalam dalam. Bicara tegas adalah bicara pada saat pikiran kita rasional, sedangkan bicara keras adalah pada saat pikiran kita dikuasai emosi.

Satu contoh lagi yang kurang baik, pada saat marah biasanya kita emosi dan mengucapkan/melakukan hal hal yang kelak kita sesali, setelah ini terjadi, biasanya kita akan menyesal dan berusaha memperbaikinya dengan memberikan dispensasi atau membolehkan hal hal yang sebelumnya kita larang. Bila hal ini berlangsung berulang kali, maka anak kita akan selalu berusaha memancing amarah kita, yang ujung ujungnya si anak menikmati hasilnya. Anak yang sering dimarahi cenderung tidak jadi lebih baik kok.

15. Gengsi untuk Menyapa

Kita pasti pernah mengalami bahwa kita terlanjur marah besar pada anak, biasanya amarah terbawa lebih dari sehari, akibat dari rasa kesal yang masih tersisa dan rasa gengsi, kita enggan menyapa anak kita. Masing masing pihak menunggu untuk memulai kembali hubungan yang normal.

Apa yang harus kita lakukan agar komunikasi mencair kembali? Siapa yang seharusnya memulai? Kita sebagai orangtua lah yang seharusnya memulai saat anak mulai menunjukkan tanda tanda perdamaian dan mengikuti keinginan kita. Dengan cara ini kita dapat menunjukkan pada anak bahwa kita tidak suka pada sikap sang anak, bukan pada pribadinya.

16. Memaklumi yang tidak pada tempatnya

Ini biasanya terjadi pada kebanyakan orang tua konservatif. Misalnya melihat anak laki laki yang suka usil, nakal banget dan suka ngacak, orang tuanya cenderung mengatakan, “Yah… anak cowo emang harus bandel” atau saat melihat kakak adik lagi jambak jambakan, mamanya bilang “maklumlah… namanya juga anak anak”. Atau bahkan ketika si anak memukul teman atau mbaknya, orang tua masih juga sempat berkelit dengan mengatakan “ya begitu deh, maklumlah namanya juga anak anak. Nggak sengaja…”

Bila kita selalu memaklumi tindakan keliru yang dilakukan anak anak, otomatis si anak berpikir perilakunya sudah benar, dan akan jadi sangat buruk kalau terbawa sampai ke dewasa.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Kita tidak perlu memaklumi hal yang tidak perlu dimaklumi kok, kita harus mendidik setiap anak tanpa kecuali sesuai dengan sifat dasarnya. Setiap anak bisa dididik dengan tegas[ingat: bukan keras] sejak usia 2 tahun. Semakin dini usianya, semakin mudah untuk dikelola dan diajak kerja sama. Anak kita akan mau bekerja sama selama kita selalu mengajaknya dialog dari hati ke hati, tegas, dan konsisten. Ingat, tidak perlu menunggu hingga usianya beranjak dewasa, karena semakin bertambah usia, semakin tinggi tingkat kesulitan untuk mengubah perilaku buruknya.

17. Penggunaan istilah yang tidak jelas maksudnya

Seberapa sering kita sebagai orang tua mengungkapkan pernyataan seperti “Awas ya, kalau kamu mau diajak sama mama/papa, tidak boleh nakal!” atau, “awas ya, kalau nanti diajak sama mama/papa, jangan bikin malu mama”, bisa juga terungkap, “kalo mau jalan jalan ke taman bermain, jangan macam macam ya”.

Nah, tanpa disadari kita seringkali menggunakan istilah istilah yang sulit dimengerti ataupun bermakna ganda. Istilah ini akan membingungkan anak kita. dalam benak mereka bertanya apa yang dimaksud dengan nakal, tingkah laku apa yang termasuk dalam kategori nakal, begitu pula dengan istilah “jangan macam macam”, perilaku apa yang termasuk kategori “macam macam”. Selain bingung, mereka juga akan menebak nebak arti dari istilah istilah tersebut.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Bicaralah dengan jelas dan spesifik, misalnya “Sayang, kalau kamu mau ikut mama/papa, tidak boleh minta mainan, permen, dan tidak boleh berteriak teriak di kasir seperti kemarin ya”. Hal ini penting agar anak mengetahui batasan batasan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, serta jangan lupa menyepakati apa konsekuensinya bila kesepakatan ini dilanggar.

18. Mengharap perubahan instan

Kita terbiasa hidup dalam budaya yang serba instant, seperti mie instant, susu instant, teh instant. Sehingga kita anak berbuat salah, kita sering ingin sebuah perubahan yang instant pula, misal ketika biasa terlambat bangun, nggak beresin tempat tidur, sulit dimandikan, kita ingin agar anak kita berubah total dalan jangka waktu sehari.

Apabila kita sering memaksakan perubahan pada anak kita dalam waku singkat tanpa tahapan yang wajar, kemungkinan besar anak sulit memenuhinya. Dan ketika ia gagal dalam memenuhi keinginan kita, ia akan frustasi dan tidak yakin bisa melakukanannya lagi. Akibatnya ia memilih untuk melakukan perlawanan seperti banyak bikin alasan, acuh tak acuh, atau marah marah pada adiknya.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Jika kita mengharapkan perubahan kebiasaaan pada anak, berikanlah waktu untuk tahapan tahapan perubahan yang rasional untuk bisa dicapainya. Hindari target perubahan yang tidak mungkin bisa dicapainya. Bila mungkin, ajaklah ia untuk melakukan perubahan dari hal yang paling mudah. Biarkanlah ia memilih hal yang paling mudah menurutnya untuk diubah. Keberhasilannya untuk melakukan perubahan tersebut memotivasi anak untuk melakukan perubahan lainnya yang lebih sulit. Puji dan jika perlu rayakan keberhasilan yang dicapainya, sekecil dan sesederhana apapun perubahan itu. Hal ini untuk menunjukkan betapa seriusnya perhatian kita terhadap usaha yang telah dilakukannya. Pusatkan perhatian dan pujian kita pada usahanya, bukan pada hasilnya.

19. Pendengar yang buruk

Sebagian besar orang tua adalah pendengar yang buruk bagi anak anaknya. Benarkah? Bila ada suatu masalah yang terjadi pada anak, orang tua lebih suka menyela, langsung menasehati tanpa mau bertanya permasalahannya serta asal usul kejadiannya.

Sebagai contoh, anak kita baru saja pulang sekolah yang mestinya pulangnya siang, dia datang di sore hari. Kita tidak mendapat keterangan apapun darinya atas keterlambatan tersebut. Tentu saja kita kesal menunggu dan sekaligus khawatir. Lalu pada saat anak kita sampai dan masih lelah, kita langsung menyambutnya dengan serentetan pertanyaan dan omelan. Bahkan setiap kali anak hendak bicara, kita selalu memotongnya. Akibatnya ia amalah tidak mau bicara dan marah pada kita.

Bila kita tidak berusaha mendengarkan mereka, maka mereka pun akan bersikap seperti itu pada kita dan akan belajar mengabaikan kita.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Jika kita tidak menghendaki hal ini terjadi, maka mulai saat ini jadilah pendengar yang baik. Perhatikan setiap ucapannya. Ajukan pertanyaan pertanyaan untuk menunjukkan ketertarikan kita akan persoalan yang dihadapinya.

20. Selalu menuruti permintaan anak.

Apakah anak kita adalah anak semata wayang? Atau anak laki laki yang ditunggu tunggu dari beberapa anak perempuan kakak-kakaknya? Atau mungkin anak yang sudah bertahun tahun ditunggu tunggu? Fenomena ini seringkali menjadikan orang tua teramat sayang pada anaknya sehingga ia menerapkan pola asuh open bar, atau mo apa aja boleh atau dituruti.

Seperti Radja Ketjil, semakin hari tuntutannya semakin aneh dan kuat, jika ini sudah menjadi kebiasaan akan sulit sekali membendungnya. Anak yang dididik dengan cara ini akan menjadi anak yang super egois, tidak kenal toleransi, dan tidak bisa bersosialisasi.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Betapapun sayangnya kita pada anak, jangan lah pernah memberlakukan pola asuh seperti ini. Rasa sayang tidak harus di tunjukkan dengan menuruti segala kemauannya. Jika kita benar sayang, maka kita harus mengajarinya tentang nilai baik dan buruk, yang benar dan yang salah, yang boleh dan yang nggak. Jika tidak, rasa sayang kita akan membuat membuatnya jadi anak yang egois dan ‘semau gue’. Inilah yang dalam bahasa awam sering disebut anak manja.

21. Terlalu Banyak Larangan

Ini adalah kebalikan dari kebiasaan di atas. Bila Kita termasuk orang tua yang berkombinasi Melankolis dan Koleris, kita mesti berhati2 karena biasanya kombinasi ini menghasilkan jenis orang tua yang “Perfectionist”. Orang tua jenis ini cenderung ingin menjadikan anak kita seperti apa yang kita inginkan secara SEMPURNA, kita cenderung membentuk anak kita sesuai dengan keinginan kita; anak kita harus begini tidak boleh begitu; dilarang melakukan ini dan itu.

Pada saatnya anak tidak tahan lagi dengan cara kita. Ia pun akan melakukan perlawanan, baik dengan cara menyakiti diri (jika anak kita tipe sensitive) atau dengan perlawanan tersembunyi (jika anak kita tipe keras) atau dengan perang terbuka (jika anak kita tipe ekspresif keras). Oleh karena itu, kurangilah sifat perfeksionis kita, Berilah izin kepada anak untuk melakukan banyak hal yang baik dan positif. Berlatihlah untuk selalu berdialog agar kita bisa melihat dan memahami sudut pandang orang lain. Bangunlah situasi saling mempercayai antara anak dan kita. Kurangilah jumlah larangan yang berlebihan dengan meminta pertimbangan pada pasangan kita. Gunakan kesepakatan2 untuk memberikan batas yang lebih baik. Misal, kamu boleh keluar tapi jam 9 malam harus sudah tiba di rumah. Jika kemungkinan pulang terlambat, segera beri tahu Papa/Mama.

22. Terlalu Cepat Menyimpulkan

Ini adalah gejala lanjutan jika kita sebagai orang tua yang mempunyai kebiasaan menjadi pendengar yang buruk. Kita cenderung memotong pembicaraan pada saat anak kita sedang memberi penjelasan, dan segera menentukan kesimpulan akhir yang biasanya cenderung memojokkan anak kita. Padahal kesimpulan kita belum tentu benar, dan bahan seandainya benar, cara seperti ini akan menyakitkan hati anak kita.

Seperti contoh anak yang pulang terlambat. Pada saat anak kita pulag terlambat dan hendak menjelaskan penyebabnya, kita memotong pembicaraannya dengan ungkapan, “Sudah! Nggak pake banyak alesan.” Atau “Ah, Papa/Mama tahu, kamu pasti maen ke tempat itu lagi kan?!”.

Jika kita emlakukan kebiasaan ini terus menerus, anak akan berpikir kita adalah orang tua ST 001 [alias Sok Tau Nomor Satu], yang tidak mau memahami keadaan dan menyebalkan. Lalu mereka tidak mau bercerita atau berbicara lagi, dan akibat selanjutnya sang anak akan benar benar melakukan hal hal yang kita tuduhkan padanya. Ia tidak mau mendengarkan nasehat kita lagi, dan pada tahapan terburuk, dia akan pergi pada saat kita sedang berbicara padanya. Pernahkah anda mengalami hal ini?

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Jangan pernah memotong pembicaraan dan mengambil kesimpulan terlalu dini. Tak seorang pun yang suka bila pembicaraannya dipotong, apalagi ceritanya disimpulkan oleh orang lain.

Dengarkan, dengarkan, dan dengarkan sambil memberikan tanggapan positif dan antusias. Ada saatnya kita akan diminta bicara, tentunya setelah anak kita selesai dengan ceritanya. Bila anak sudah membuka pertanyaan, “menurut Papa/Mama bagaimana?” artinya ia sudah siap untuk mendengarkan penuturan atau komentar kita.

23. Mengungkit kesalahan masa lalu

Kebiasan menjadi pendengar yang buruk dan terlalu cepat menyimpulkan akan dilanjutkan dengan penutup yang tidak kalah menyakitkan hati anak kita, yakni dengan mengungkit ungkit catatan kesalahan yang pernah dibuat anak kita. Contohnya, “Tuh kan Papa/Mama bilang apa? Kamu tidak pernah mau dengerin sih, sekarang kejadian kan. Makanya dengerin kalau orang tua ngomong. Dasar kamu emang anak bodo sih.”

Kiat berharap dengan mengungkit kejadian masa lalu, anak akan belajar dari masalah. Namun yang terjadi adalah sebaliknya, ia akan sakit hati dan berusaha mengulangi kesalahannya sebagai tindakan balasan dari sakit hatinya.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Jika kita tidak ingin anak berperilaku buruk lagi, jangan lah diungkit ungkit masa lalunya. Cukup dengan tatapan mata, jika perlu rangkullah ia. Ikutlah berempati sampai dia mengakui kesalahan dan kekeliruannya. Ucapkan pernyataan seperti “manusia itu tempatnya salah dan lupa, semoga ini menjadi pelajaran berharga buat kamu”, atau “Papa/mama bangga kamu bisa menemukan hikmah positif dari kejadian ini”. Jika ini yang kita lakukan, maka selanjutnya dia akan lebih mendengar nasehat kita. Coba dan buktikanlah!.

24. Suka Membandingkan

Hal yang paling menyebalkan adalah saat kita dibandingkan dengan orang lain. Bila kita sedang berada di suatu acara dan bertemu dengan orang yang berpakaian hampir sama atau berwarna sama, kita merasa tidak nyaman untuk berdekatan. Apalagi jiak disbanding bandingkan [FTR, saya tidak merasa seperti ini lho!]

Secara psikologis, kita sangat tdiak suka bila keberadaan kita baik secara fisik atau sifat sifat kita dibandingkan dengan orang lain. Coba ingat ingatlah pengalaman kita saat ada orang yang membandingkan kita, bagaimana perasaan kita saat itu?

Tetapi anehnya, kebanyakan orang tua entah kenapa justru sering melakukan hal ini pada anaknya. Misal membandingkan anak yang malas dengan yang rajin. Anak yang rapi dengan yang gedabrus. Anak yang cekatan dengan anak yang lamban. Terutama juga anak yang mendapat nilai tinggi di sekolah dengan anak yang nilainya rendah. Ungkapan yang sering terdengar biasanya seperti, “Coba kamu mau rajin belajar kayak adik mu, maka pasti nilai kamu tidak seperti ini!”.

Jika kita tetap melakukan kebiasaan ini, maka ada beberapa akibat yang langsung kita rasakan; anak kita makin tidak menukai kita. anak yang dibandingkan akan iri dan dengki dengan si pembanding. Anak pembanding akan merasa arogan dan tinggi hati.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Tiap manusia terlahir dengan karakter dan sifat yang unik. Maka jangan sekali kali membandingkan satu dengan yang lainnya. Catatlah perubahan perilaku masing masing anak. Jika ingin membandingkan, bandingkanlah dengan perilaku mereka di masa lalu, ataupun dengan nilai nilai ideal yang ingin mereka capai. Misalnya, “Eh, biasanya anak papa/mama suka merapikan tempat tidur, kenapa hari ini nggak ya?”

25. Paling benar dan paling tahu segalanya

Egosentris adalah masa alamiah yang terjadi pada anak usia 1-3 tahun. Usia tersebut adalah masa ketika anak merasa paling benar dan memaksakan kehendaknya. Tapi entah mengapa ternyata sifat ini terbawa dan masih banyak dimiliki oleh para orang tua. Contoh ungkapan orang tua, “ah kamu ini anak bau kencur, tau apa kamu soal hidup.” Atau, “kamu tau nggak, kalo papa/mama ini sudah banyak makan asam garam kehidupan, jadi nggak pake kamu nasehatin papa/mama!”.

Jika kita memiliki kebiasaan semacam ini, maka kita membuat proses komunikasi dengan anak mengalami jalan buntu. Meskipun maksud kita adalah untuk menunjukkan superioritas kita di depan anak, tapi yang ditangkap anak adalah semacam kesombongan yang luar biasa, dan tentu saja tak seorang pun mau mendengarkan nasehat orang yang sombong.

Apa yang seharusnya kita lakukan?

Seringkali usia dijadikan acuan tentang banyaknya pengetahuan juga banyaknya pengalaman. Pada zaman dulu hal ini bisa jadi benar, namun untuk saat ini, kondisi itu tidak berlaku lagi. Siapa yang lebih banyak mendapatkan informasi dan mengikuti kegiatan kegiatan, maka dialah yang lebih banyak tahu dan berpengalaman.

Jadi janganlah merasa menjadi orang yang paling tahu, paling hebat, paling alim. Dengarkanlah setiap masukan yang datang dari anak kita.

26. Saling melempar tanggung jawab

Mendidik anak terutama menjadi tanggung jawab orang tua, yaitu ayah dan ibu. Bila kedua belah pihak merasa kurang bertanggung jawab, maka proses pendidikan anak akan terasa timpang dan jauh dari berhasil. Celakanya lagi, bila orang tua sudah mulai merasakan dampak perlawanan dari anak anaknya, yang sering terjadi malah saling menyalahkan satu sama lain.

Pernyataan yang kerap muncul adalah, “kamu emang nggak becus ngedidik anak”, dan kemudian dibalas “enak aja lo ngomong begitu, nah kamu sendiri, selama ini kemana aja?!”. Jika cara ini yang dipertahankan di keluarga, akankah menyelesaikan masalah? Tunggu saja hasilnya, pasti orang tua lah yang akan menuai hasilnya, sang anak akan merasa perilaku buruknya adalah bukan karena kesalahannya, tapi karena ketidak becusan salah satu dari orang tuanya. Jelas anak kita akan merasa terbela dan semakin berperilaku buruk.

Apa yang seharusnya kita lakukan?

Hentikan saling menyalahkan. Ambillah tanggung jawab kita selaku orang tua secara berimbang.keberhasilan pendidikan ada di tangan orang tua. Pendidikan adalah kerja sama tim, da bukan individu. Jangan pakai alasan tidak ada waktu, semua orang sama sama memiliki waktu 24 jam sehari, jadi aturlah waktu kita dengan berbagai macam cara dan kompaklah selalu dengan pasangan kita.

Selalu lakukan introspeksi diri sebelum introspeksi orang lain.

27. Kakak harus selalu mengalah

Di negeri ini terdapat kebiasaan bahwa anak yang lebih tua harus selalu mengalah pada saudaranya yang lebih muda. Tampaknya hal itu sudah menjadi budaya. Tapi sebenarnya, adakah dasar logikanya dan dimana prinsip keadilannya?

Ada satu contoh nyata seperti berikut:

Ada seorang kakak beradik, kakak bernama Dita dan adik bernama Rafiq. Neneknya selaku pengasuh utama selalu memarahi Dita ketika Rafiq menangis. Tanpa mengetahui duduk persoalan serta siapa yang salah dan benar, si Nenek selalu membela si adik dan melimpahkan kesalahan pada kakaknya. “Kamu ini gimana sih? Sudah besar kok tidak mau mengalah ama adiknya.” Begitulah ucapan yang keluar dari mulut si Nenek. Terkadang dibumbui dengan cubitan pada kakaknya.

Apa yang terjadi selanjutnya? Dita menjadi anak yang tidak memiliki rasa percaya diri. Ia pun mulai membenci adiknya. Lama kelamaan Dita mulai banyak melawan atas ketidak adilan ini, dan yang terjadi kemudian adalah kedua bersaudara ini makin sering bertengkar. Sementara Rafiq yang selalu dibela bela menjadi makin egois dan makin berani menyakiti kakaknya, selalu merasa benar dan memberaontak. Sang nenek perlahan lahan menobatkan Radja Ketjil yang lalim di tengah keluarga ini.

Apa yang seharusnya kita lakukan?

Anak harus diajari untuk memahami nilai benar dan salah atas perbuatannya terlepas dari apakah dia lebih muda atau lebih tua. Nilai benar dan salah tidak mengenal konteks usia. Benar selalu benar dan salah selalu salah berapapun usia pelakunya.

Berlakulah adil. Ketahuilah informasi secara lengkap sebelum mengambil keputusan. Jelaskan nilai benar dan salah pada masing masing anak, buat aturan main yang jelas yang mudah dipahami oleh anak anak anda.

28. Menghukum secara fisik

Dalam kondisi emosi, kita cenderung sensitif oleh perilaku anak, dimulai dengan suara keras, dan kemudian meningkat menjadi tindakan fisik yang menyakiti anak.

Jika kita terbiasa dengan keadaan ini, kita telah mendidiknya menjadi anak yang kejam dan trengginas, suka menyakiti orang lain dan membangkang secara destruktif. Perhatikan jika mereka bergaul dengan teman sebayanya. Percaya atau tidak, anak akan meniru tindakan kita yang suka memukul. Anak yang suka memukul temannya pada umumnya adalah anak yang sering dipukuli di rumahnya.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Jangan pernah sekalipun menggunakan hukuman fisik kepada anak, mencubit, memukul, atau menampar bahkan ada juga yang pakai alat seperti cambuk, sabuk, rotan, atau sabetan.

Gunakanlah kata kata dan dialog, dan jika cara dialog tidak berhasil maka cobalah evaluasi diri kita. Temukanlah jenis kebiasaan yang keliru yang selama ini telah kita lakukan dan menyebabkan anak kita berperilaku seperti ini.


29. Menunda atau membatalkan hukuman

Kita semua tahu bahaya yang luar biasa dari merokok, mulai dari kanker, impotensi, sampai gangguan kehamilan dan janin. Tapi mengapa masih banyak yang tidak peduli dan tetap membandel untuk terus menjadi ahli hisap? Jelas karena akibat dari rokok itu terjadi kemudian dan bukan seketika itu juga.

Begitu juga dengan anak kita. Jika anda menjanjikan sebuah konsekuensi hukuman atau sanksi bila anak berperilaku buruk, jangan menunggu waktu yang terlalu lama, menunda, atau bahkan membatalkan karena alasan lupa atau kasihan.

Bila telah terjadi kesepakatan antara kita dan anak seperti tidak boleh minta minta dibelikan permen atau mainan dan ternyata anak mencoba coba untuk merengek, kita ingatkan kembali pada kepadanya tentang kesepakatan yang kita buat bersama. Anak biasanya akan berhenti merengek. Namun sayangnya kietika anak berhenti merengek , kita menganggap masalah susah selesai dan akhirnya kita menunda atau bahkan membatalkan hukuman entah karena lupa atau kasihan. Apa akibatnya? Anak akan mempunya anggapan bahwa kita hanya omong doang, maka mereka akan mempunya tendensi untuk melanggar kesepakatan karena hukuman tidak dilaksanakan.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Jila kita sudah mempunyai kesepakatan dan anak melanggarnya, maka sanksi harus dilaksanakan, jika kita kasihan, kita bisa mengurangi sanksinya, dan usahakan hukumanya jangan bersifat fisik, tapi seperti pengurangan bobot kesukaan mereka seperti jam bermain, menonton tv, ataupun bermain video game.

30. Terpancing Emosi

Jika ada keinginannya yang tidak terpenhi anak sering kali rewel atau merengak, menagis, berguling dsb, dengan tujuan memancing emosi kita yang apda kahirnya kita marah atau malah mengalah. Jika kita terpancing oleh emosi anak, anak akan merasa menang, dan merasa bisa megendalikan orang tuanya. Anak akan terus berusaha mengulanginya pada kesempatan lain dengan pancingan emosi yang lebih besar la gi.

Apa yang seharusnya kita lakukan?

Yang terbaik adalah diam, tidak bicara, dan tidak menanggapi. Jangan pedulikan ulah anak kita. Bila anak menangis katakan padanya bahwa tangisannya tidak akan mengubah keputusan kita. Bila anak tidak menangis tapi tetap berulah, kita katakan saja bahwa kita akan mempertimbangkan keputusan kita dengan catatan si anak tidak berulah lagi. Setelah pernyataan itu kita keluarkan, lakukan aksi diam. Cukup tatap dengan mata pada anak kita yang berulah, hingga ia berhenti berulah, Bila proses ini membutuhkan waktu lebih dari 30 menit tabahlah untuk melakukannya. Dalam proses ini kita jangan malu pada orang yang memperhatikan kita; dan jangan pula ada orang lain yang berusaha menolong anak kita yang sedang berulah tadi… SEKALI KITA BERHASIL MEMBUAT ANAK KITA MENGALAH, MAKA SELANJUTNYA DIA TIDAK AKAN MENGULANGI UNTUK YANG KEDUA KALINYA.

31. Menghukum Anak Saat Kita Marah

Hal yang perlu kita perhatikan dan selalu ingat adalah jangan pernah memberikan sanksi atau hukuman apa pun pada anak ketika emosi kita sedang memuncak. Pada saat emosi kita sedang tinggi, apa pun yang keluar dari mulut kita, baik dalam bentuk kata2 maupun hukuman akan cenderung menyakiti dan menghakimi dan tidak menjadikan anak lebih baik. Kejadin tersebut akan membekas meski ia telah beranjak dewasa. Anak juga bisa mendendam pada orang tuanya karena sering mendapatkan perlakuan di luar batas.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

  • Bila kita sedang sangat marah segeralah menjauh dari anak. Pilihlah cara yang tepat untuk bisa menurunkan amarah kita dengan segera.
  • Saat marah kita cenderung memberikan hukuman yang seberat2ya pada anak kita, dan hanya akan menimbulkan perlawanan baru yang lebih kuat dari anak kita, sementara tujuan pemberian sanksi adalah untuk menyadarkan anak supaya ia memahami perilaku buruknya. Setelah emosi reda, barulah kita memberikan hukuman yang mendidik dan tepat dengan konteks kesalahan yang diperbuat. Ingat, prinsip hukuman adalah untuk mendidik bukan menyakiti. Pilihlah bentuk sanksi atau hukuman yang mengurangi aktivitas yang disukainya, seperti mengurangi waktu main game, atau bermain sepeda.

32. Mengejek

Orang tua yang biasa menggoda anaknya, seringkali secara tidak sadar telah membuat anak menjadi kesal. Dan ketika anak memohon kepada kita untuk tidak menggodanya, kita malah semakin senang telah berhasil membuatnya kesal atau malu. Hal ini akan membangun ketidaksukaan anak pada kita dan yang sering terjadi anak tidak menghargai kita lagi. Mengapa? Karena ia menganggap kita juga seperti teman2nya yang suka menggodanya,

Apa yang seharusnya kita lakukan?

Jika ingin bercanda dengan anak kita, pilihlan materi bercanda yang tidak membuatnya malu atau yang merendahkan dirinya. Akan jauh lebih baik jika seolah-olah kitalah yang jadi badut untuk ditertawakan. Anak kita tetap aka n menghormati kita sesudah acara canda selesai. Jagalah batas2 dan hindari bercanda yang bisa membuat anak kesal apalagi malu. Bagimana caranya? Lihat ekspresi anak kita. Apakah kesal dan meminta kita segera menghentikannya? Bila ya, segeralah hentikan dan jika perlu meminta maaflah ayas kejadian yang baru terjadi. Katakan bahwa kita tidak bermaksud merendahkannya dan kita berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

33. Menyindir

Terkadang karena saking marahnya orang tua sering mengungkapkannya dengan kata2 singkat yang pedas dengan maksud menyindir, seperti, “Tumben hari gini sudah pulang”, atau “Sering2 aja pulang malem!” atau”Memang kamu pikir Mama/Papa in satpam yang jaga pintu tiap malam?”.

Kebiasaan ini tidak akan membuat anak kita menyadari akan perilaku buruknya tapi malah sebaliknya akan mebuat ia semakin menjadi-jadi dan menjaga jarak dengan kita. Kita telah menyakiti hatinya dan membuatnya tidak ingin berkomunikasi dengan kita.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Katakanlah secara langsung apa yang kita inginkan dengan kalimat yang tidak menyinggung perasaan, memojokkan bahkan menyakiti hatinya. Katakan saja, “Sayang, Papa/Mama khawatir akan keselamatan kamu lho kalo kamu pulang terlalu malam”. Dan sejenisnya.

34. Memberi julukan yang buruk

Kebiasaan memberikan julukan yang buruk pada anak bisa mengakibatkan rasa rendah diri, tidak percaya diri/mimder, kebencian juga perlawanan. Adakalanya anak ingin membuktikan kehebatan julukan atau gelar tersebut pada orang tuanya.

Solusinya

Mengganti julukan buruk dengan yang baik, seperti, anak baik, anak hebat, anak bijaksana. Jika tidak bisa menemukannya cukup dengan panggil dengan nama kesukaannya saja.

35. Mengumpan Anak yang Rewel

Pada saat anak marah, merengek atau menangis, meminta sesuatu de ngan memaksa, kita biasanya mengalihkan perhatiannya kepada hal atau barang lain. Hal ini dimaksudkan supaya anak tidak merengek lagi. Namun yang terjadi malah sebaliknya, rengekan anak semakin menjadi-jadi. Contohnya, anak menangis karena ia minta dibelikan mainan, Kemusian kita berusaha membuatnya diam dengan berusaha mengalihkan perhatiannya seperi, ” Tuh lihat tuh ada kakak pake baju warna apa tuh…”atau” Lihat ini lihat, gambar apa ya lucu banget?”

Ingatlah selalu, pada saat anak kita sedang fokus pada apa yang diinginkannya, ia akan memancing emosi kita dan emosinya sendiri akan menjadi sensitif. Anak kita pada umumnya adalah anak yang cerdas. ia tidak ingin diakihkan ke hal lain jika masalah ini belum ada kata sepakat penyelesaiannya. Semakin kita berusaha mengalihkan ke hal lain, semakin marah lah anak kita.

Apa yang sebaiknya dilakukan?

Selesaikan apa yang diinginkan oleh anak kita dengan membicarakannya dan membuat kesepakatan di tempat, jika kita belum sempat membuat kesepakatan di rumah. Katakan secara langsung apa yang kita inginkan terhadap permintaan anak tesebut, seperti “Papa/Mama belum bisa membelikan mainan itu saat ini. Jika kamu mau harus menabung lebih dahulu. Nanti Papa/Mama ajari cara menabung. Bila kamu terus merengak kita tidak jadi jalan-jalan dan langsung pulang.” Jika kalimat ini yang kita katakan dan anak kita tetap merengek, segeralah kita pulang meski urusan belanja belum selesai, Untuk urusan belanja kita masih bisa menundanya. Tapi jangan sekali-kali menunda dalam mendidik anak.

36. Televisi sebagai agen Pendidikan Anak

Perilaku anak terbentuk karena 4 hal:
  • Berdasar kepada siapa yang lebih dulu mengajarkan kepadanya: kita atau TV?
  • Oleh siapa yang dia percaya: apakah anak percaya pada kata2 kita atau ketepatan wakyu program2 TV?
  • Oleh siapa yang meyampaikannya lebih menyenangkan: apakah kita menasehatinya dengan cara menyenangkan atau program2 TV yang lebih menyenangkan?
  • Oleh siapa yang sering menemaninya: kita atau TV?

Apa yang seharusnya kita lakukan?

  • Bangun komunikasi dan kedekatan dengan mengevaluasi 4 hal tersebut yang menjadi faktor pembentuk perilaku anak kita.
  • Menggantinya dengan kegiatan di rumah atau di luar rumah yang padat bagi anak2nya.
  • Gantilah program TV dengan film2 pengetahuan yang lebih mendidik dan menantang mulai dari kartun hingga CD dalam bentuk permainan edukatif.

37. Mengajari Anak untuk Membalas

Sebagian anak ada yang memiliki kecenderungan suka memukul dan sebagian lagi menjadi objek penderita dengan lebih banyak menerima pukulan dari rekan sebayanya. Sebagian orang tua biasanya tidak sabar melihat anak kita disakiti dan memprovokasi anak kita unutuk membalasnya. Hal ini secara tidak langsung mengajari anak balas dendam. Sebab pada saat itu emosi anak sedang sensitif dan apa yang kita ajarkan saat itu akan membekas. Jangan kaget bila anak kita sering membalas atau membalikkan apa yang kita sampaikan kepadanya.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?:

  • Mengajarkan anak untuk menghindari teman-teman yang suka menyakiti.
  • Menyampaikan pada orang tua yang bersangkutan bahwa anak kita sering mendapat perlakuan buruk dari anaknya.
  • Ajaklah orang tua anak yang suka memukul untuk mengikuti program parenting baik di radio atau media lainnya.

Friday 17 October 2014

Jadwal LIVE Sepakbola TV Indonesia 18-21 Oktober


Jadwal TV tercantum dalam Waktu Indonesia Barat (WIB). Jadwal dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Indosiar
[Indosiar]
Sabtu, 18 Oktober
21:00 Crystal Palace vs Chelsea
 
RCTI
[RCTI]
Minggu, 19 Oktober
01:00 Barcelona vs Eibar
03:00 [delay] Levante vs Real Madrid
 

SCTV
[SCTV]
Minggu, 19 Oktober
22:00 Stoke City vs Swansea City
 
[Kompas TV]
Sabtu, 18 Oktober
20:30 Bayern Munich vs Werder Bremen
23:30 Schalke 04 vs Hertha Berlin

Minggu, 19 Oktober
17:30 Fiorentina vs Lazio

Senin, 20 Oktober
01:45 Internazionale vs Napoli
 
[beIN Sport 3 hanya tersedia di Orange TV & Nexmedia]
 [beIN Sport 1&2 juga tersedia di Firstmedia & Big TV]
Sabtu, 18 Oktober
01:25 [beIN Sports 1] Lens vs Paris Saint-Germain
18:10 [beIN Sports 1] Cardiff City vs Nottingham Forest
18:40 [beIN Sports 2] Ross County vs Glasgow Celtic
18:40 [beIN Sports 3] Manchester City vs Tottenham Hotspur
20:55 [beIN Sports 1] Arsenal vs Hull City
20:55 [beIN Sports 2] Everton vs Aston Villa
20:55 [beIN Sports 3] Crystal Palace vs Chelsea
22:55 [beIN Sports 2] AS Roma vs Chievo
23:25 [beIN Sports 1] Schalke 04 vs Hertha Berlin

Minggu, 19 Oktober
00:55 [beIN Sports 2] AS Monaco vs Evian
01:40 [beIN Sports 1] Sassuolo vs Juventus
17:25 [beIN Sports 1] Fiorentina vs Lazio
19:25 [beIN Sports 3] Queens Park Rangers vs Liverpool
19:55 [beIN Sports 1] Verona vs AC Milan
20:25 [beIN Sports 2] Hamburg SV vs Hoffenheim
21:55 [beIN Sports 1 & 3] Stoke City vs Swansea City
22:25 [beIN Sports 2] Paderborn vs Eintracht Frankfurt

Senin, 20 Oktober
01:55 [beIN Sports 1] Montpellier vs Olympique Lyon
02:00 [beIN Sports 2] New York Red Bulls vs Columbus Crew
07:30 [beIN Sports 1] Los Angeles Galaxy vs Seattle Sounders

Selasa, 21 Oktober
01:55 [beIN Sports 3] West Bromwich Albion vs Manchester United
 
[Channel: Nex Entertainment]
Sabtu, 18 Oktober
21:00 Newcastle United vs Leicester City
 

Fox Sports
[Fox Sports di IndoVision / OkeVision / TopTV]

Sabtu, 18 Oktober
20:55 [Fox Sports 2] Levante vs Real Madrid
22:55 [Fox Sports 2] Athletic Bilbao vs Celta Vigo
23:25 [Fox Sports] PSV Eindhoven vs AZ Alkmaar

Minggu, 19 Oktober
01:40 [Fox Sports] FC Twente vs Ajax Amsterdam
16:55 [Fox Sports 2] Atletico Madrid vs Espanyol

Tuesday 14 October 2014

Saat Pelantikan Jokowi, Akan Banyak "Drone" yang Beterbangan



JAKARTA, KOMPAS.com — Akan banyak drone atau pesawat tanpa awak yang beterbangan di langit Jakarta, khususnya di kawasan Monas, pada Senin (20/10/2014), seusai pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

Selain diterbangkan oleh awak media massa yang meliput jalannya "pesta rakyat" menyambut presiden baru, aparat berwenang seperti dari Polda Metro Jaya juga diperkirakan bakal menurunkan "pasukan" drone-nya.

Adapun Kompas.com akan menurunkan tiga unit drone untuk memotret secara real time rencana karnaval atau arak-arakan Jokowi-Kalla seusai dilantik dari Gedung DPR menuju Monas untuk menghadiri konser musik yang diramaikan grup Slank.
Mendokumentasikan momentum kehadiran Jokowi-JK di tengah lautan manusia yang direncanakan mencapai 100.000 orang adalah salah satu tujuannya.

Sebelumnya, tidak ada masalah saat memotret Jokowi menggunakan drone, seperti ketika memotret Jokowi dalam Konser Salam Dua Jari di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Sabtu (5/7/2014) lalu. Tentu akan lain aturannya jika memotret Jokowi yang sudah resmi menjadi Presiden RI.
Peneliti dari Lembaga Studi Pers dan Pembangunan, Ignatius Haryanto, mengatakan, paling tidak Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) akan waspada dengan munculnya drone di sekitar Jokowi.
"Mereka (Paspampres) akan alert, kemungkinan ada larangan, tapi bisa dinegosiasikan," kata Ignatius Haryanto kepada Kompas.com.
Menurut dia, negosiasi bisa dilakukan karena Indonesia belum memiliki regulasi khusus terkait penggunaan drone baik di bidang jurnalistik maupun pribadi. Penggunaan drone di bidang jurnalistik bisa mengacu pada Undang-Undang tentang Pers, yang mengatur kebebasan menyampaikan informasi untuk kepentingan publik.
Namun, esensi dari penggunaan teknologi ini untuk media paling penting, menurut dia, yaitu jangan sampai merugikan publik.

"Perhatikan sisi keamanan, banyak drone yang terbang, lalu saling bersaing (menangkap momen), takutnya tabrakan. Tentu berbahaya dan merugikan publik," ujarnya.