hello

Situasi dan Kontak Terbaru di Seluruh Dunia

Kabar Tercepat dan Sisi Terbaik Setiap Berita

Jadwal dan Ulasan

Situasi Panas Kompetisi Liga EPL dan UCL

Friday 14 October 2016

Mengejutkan, Alasan Jokowi Lantik Ignatius Jonan Menteri ESDM

Presiden Joko Widodo resmi melantik Ignasius Jonan sebagai Menteri ESDM. Sedang Arcandra Tahar dipercaya menduduki kursi Wakil Menteri ESDM. Presiden Jokowi menilai keduanya merupakan figur profesional, berani, dan punya kompetensi untuk melakukan reformasi besar-besaran di ESDM.

"Ini bukan tugas yang mudah. Tapi saya yakin mereka bisa menyelaikan masalah dan menjadi tim work yang baik," ucap Presiden di Istana, Jakarta,Jumat (14/10).

Saat ditanya lebih jauh, dia mengingatkan penunjukkan kedua orang tersebut jangan ddikaitkan dengan politik.

"Ini isu manajemen, jangan ditarik ke personal dan politik," tepis Presiden.

Sebelumnya Ignasius dicopot Jokowi dari kursi Menteri Perhubungan dan Arcandra dari kursi Menteri ESDM.

Thursday 13 October 2016

Crossover seharga LCGC, Renault Kwid Masuk Pasar Indonesia

Renault Kwid Bakal Mengguncang Dominasi Toyota dan Daihatsu

Renault Kwid Crossover seharga LCGC

PT Auto Euro Indonesia (AEI) selaku Agen Pemegang Merek (APM) mobil Renault di Indonesia, sepertinya serius untuk mendatangkan Kwid, crossover murah asal Prancis. Selama ini, mobil itu diketahui sudah dirilis di daratan India dan diproduksi di Negeri Bollywood itu. Terbilang murah, karena harga yang ditawarkan di India hanya berkisar Rp63 jutaan.

Kabar peluncuran itu santer menggema, setelah Kwid terlihat sudah terdaftar di laman Tanda Pendataran Tipe (TPT) online milik Kementerian Perindustrian, Selasa 11 Oktober 2016.

Dikonfirmasi terkait hal ini, Ario Soerjo, Sales and Marketing Division Head PT AEI mengakui, pihaknya saat ini memiliki rencana untuk meluncurkan mobil yang didaftarkan dengan nama Renault Kwid Rxt 1.0 SCE (4x2) M/T (transmisi manual).

“Rencana memang ada, tetapi saya enggak bisa berkomentar banyak mengenai hal tersebut. Memang sudah didaftarkan, tetapi kami lihat dulu nanti, semuanya masih rencana,” katanya, saat dihubungi VIVA.co.id.

Kemunculan crossover Renault Kwid yang telah lebih dulu dipasarkan di India, memang sangat mengundang daya tarik. Bagaimana tidak, harga yang cukup terjangkau dinilai sebagai salah satu keunggulannya.

Meski demikian, Ario enggan mengungkapkan kisaran harga apabila benar mobil tersebut mengaspal di Indonesia. “Baru rencana, saya enggak bisa komentar banyak, apalagi soal harga,” ujarnya.

Sebagai informasi, jika melihat model yang telah didaftarkan, Kwid akan hadir di Indonesia dalam varian RxT yang merupakan varian tertinggi. Varian tertinggi tersebut dibenamkan mesin berkapasitas 1.000cc yang menghasilkan tenaga hingga 68 daya kuda dan torsi 91 newton meter. Di India, Kwid hanya dibekali transmisi manual dan kemungkinan besar sama dengan pasar Indonesia.

Jika melihat peta persaingan, Kwid tentu akan merecoki pasar Low Cost and Green Car (LCGC) yang ada saat ini. Di mana, kapasitas mesin yang ditawarkan juga sama, termasuk dari sisi harga. Namun, jika di India dijual dengan harga Rp60 jutaan, disinyalir kuat harga jual di Indonesia akan lebih mahal dari harga di sana. (asp)

( Polos) Nusron ke Yusuf Mansur: Saya Tidak Melotot ke Ulama, Beginilah Wajah Saya

Jakarta - Nusron Wahid merespons pernyataan ustadz Yusuf Mansur yang mengingatkan agar anak Indonesia tidak bersikap kurang ajar terhadap ulama. Nusron menuturkan dirinya tak pernah melotot kepada para ulama, namun memang begitu gayanya dalam berdiskusi.

"Maturnuwun ustadz Yusuf Mansur. Saya tidak melotot-melotot kepada ulama. Kalau saya ngomong ya memang begini. Saya menghormati ulama, ilmu dan kealiman," kata Nusron saat berbincang dengan detikcom, Rabu (12/10/2016).

"Saya selalu tawadhu dengan para kyai, ulama, dan guru-guru. Apalagi kyai dan guru yang telah memberikan sanad dan ijazah ilmu kepada saya. Apa yang saya katakan semua dari beliau-beliau," sambung Korbid Pemenangan Pemilu DPP Golkar ini.

Nusron lantas menuturkan dirinya tak bermaksud melotot kepada ulama. Ia hanya mengungkapkan kemarahannya terhadap situasi saat ini, saat pernyataan Ahok soal surat Al Maidah ayat 51 jadi polemik.

"Tapi ya memang beginilah saya dilahirkan dengan wajah seperti ini. Kalau ngomong kelihatan melotot. Tidak ganteng seperti antum. Ya inilah saya memang marah melihat keadaan NKRI yang terganggu dengan pemahaman ayat yang sempit. Sebagaimana kyai dan guru-guru saya juga marah. Semoga antum mahfum. Sebagian kyai dan guru-guru saya juga marah Indonesia diganggu seperti ini," katanya.

Sebelumnya diberitakan Ustaz Yusuf Mansur mengungkapkan kesedihannya. Sambil bercucuran air mata, dia memohon agar anak-anak Indonesia tidak bersikap kurang ajar terhadap ulama. Yusuf mengungkapkan kesedihannya itu lewat akun Instagram-nya, yusufmansurnew, seperti dikutip detikcom, Rabu (12/10/2016) pagi. Dia mengingatkan agar para anak Indonesia tak bertutur kata kasar.

Dikatakan Yusuf, para ulama juga manusia yang tak terlepas dari dosa. Semua orang punya keburukan. Karena itu, anak-anak bangsa dimintanya untuk meniru hal-hal yang positif dari para ulama, sementara yang negatif jangan diikuti. Yusuf mengungkapkan kesedihannya itu sambil bercucuran air mata. Berikut pernyataan lengkap Yusuf:

Bismillahirohmanirohim, kepada adik-adik saya, anak-anak Indonesia, para remaja. Jangan ya, jangan ditiru melotot-melotot ke ulama. Jangan, jangan ditiru. Sesalah-salahnya ulama itu sebenar-benarnya kita. Jangan ditiru, yang suka maki-maki orang, jangan ditiru, yang suka bilang orang bodoh, goblok, tolol, jangan ditiru ya nak, jangan ditiru ya nak, jangan ditiru, jangan.

Ustaz juga banyak kesalahannya, banyak dosanya. Niru ustaz juga yang baik-baik saja, yang buruk mah jangan ditiru. jangan. Enggak ada orang yang enggak punya keburukan. Semua orang punya keburukan.

Ungkapan kesedihan Yusuf ini terkait dengan acara debat di sebuah televisi pada Selasa (11/10) malam soal Pilkada DKI Jakarta 2017. Dalam tayangan televisi tersebut, mantan Ketua Timses Ahok, Nusron Wahid, bicara lantang membela cagubnya. Di postingan sebelumnya, Yusuf mengingatkan agar Nusron Wahid tidak bersikap arogan terhadap ulama.

http://news.detik.com/berita/d-3318675/nusron-ke-yusuf-mansur-saya-tidak-melotot-ke-ulama-beginilah-wajah-saya

Tuesday 11 October 2016

Soal Al Maidah 51, Ini Alasan Cak Nun Bela Ahok Bukan Pemimpin Kafir

Soal Al-Maidah 51, Cak Nun: Yang Bilang Gubernur Itu Pemimpin Siapa?



Meski Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) telah meminta maaf secara terbuka, kontroversi soal surat Al-Maidah 51 belum tamat. Pasalnya, penanganan pelaporan dari sejumlah ormas tentang dugaan penghinaan Agama di Bareskrim tetap berlanjut, kata Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar di Mabes Polri (10/10).

[Baca: Keseleo Lidah Soal Al-Maidah 51, Akhirnya Ahok Minta Maaf]

Seperti diketahui, surat Al-Maidah ayat 51 yang disebut Ahok diyakini sebagian orang sebagai ayat penolakan terhadap pemimpin kafir. Namun menurut Prof. Quraish Shihab, tafsir ayat itu tidak sesederhana itu. Tafsir kata ‘awliya’ dalam ayat itu saja tidak sebatas pemimpin.

Berbicara soal pemimpin kafir, di kesempatan berbeda, budayawan senior Emha Aiun Najib tidak setuju jika kafir dan Muslimnya seseorang dinilai seperti benda mati.

“Status Muslim dan kafir itu dinamis (pada setiap orang), tidak bisa dinilai dengan ukuran statis,” kata pria yang akrab disapa Cak Nun ini sembari menegaskan bahwa pendapatnya tidak ada kaitannya dengan Gubernur Ahok.

Pandangan alternatif pria kelahiran Jombang ini mengingatkan juga pada hadist Nabi Saw yang bersabda: “Tidak termasuk orang yang beriman, siapa saja yang kenyang sedangkan tetangganya dalam keadaan lapar.” (HR. Bukhari)

Selain itu, lanjut Cak Nun, Muslim atau kafir tidak berdiri sendiri. Kafir kepada siapa? Jika ia kafir dalam arti membangkang atau ingkar pada perintah Iblis, berarti sejatinya ia beriman pada Allah. Sebaliknya, jika ia berserah diri pada rayuan Iblis maka ia sejatinya orang yang ‘Muslim’ pada Iblis.

“Hukum tidak mengadili manusia, tapi yang diadili adalah perbuatannya,” kata penulis buku ‘Slilit Sang Kiayi’ ini menjelaskan filosofi hukum.

Karena itu, menghakimi seseorang bahwa ia Muslim dan kafir bukan dilihat dari identitasnya, tapi perbuatannya. Jadi orang yang sekarang disebut Muslim bisa kafir kapan saja.

“Toh Anda tidak bersyukur aja tergolong kufur ko,” katanya sambil menjelaskan ragam tingkatan kufur.

Jika kita ditinjau dari hadist-hadist Nabi, kekafiran itu identik dengan moral seseorang. Bukhari misalnya meriwayatkan, “Tidaklah beriman seorang pezina ketika ia sedang berzina. Tidaklah beriman seorang peminum khamar ketika ia sedang meminum khamar. Tidaklah beriman seorang pencuri ketika ia sedang mencuri.”

Cak Nun juga menyampaikan kritik soal dikotomi pemimpin kafir tapi adil dan pemimpin Muslim tapi dzalim. Pertama, keduanya bukanlah kriteria pemimpin. Muslim tapi dzalim tidak memenuhi kriteria kepemimpinan, sedemikian sehingga tidak bisa disebut pemimpin.

“Ini bertentangan satu sama lain. Ini kesalahan substantif dalam berfikir”

[Baca – Cak Nun: Kalau Ada Pemimpin Adil, Ya Tidak Bisa Disebut Kafir Dong]

Cak Nun lalu mempertanyakan bagaimana mungkin ada Muslim tapi disebut dzalim. Baginya, jika dikaji makna substantifnya, kalau dzalim pasti bukan Muslim. “Gula ko pahit?,” katanya memberikan analogi.

Tidak berbeda dengan pernyataan tentang kafir itu adil. Kekufuran itu, kata Cak Nun, bahkan merupakan puncak ketidakadilan. Kepada Tuhan saja ia tidak bersikap adil, bagaimana ia bisa disebut adil secara horizontal. Karena itu, dikotomi kesalehan individual dan kesalehan sosial juga terlalu dangkal. Bagi Cak Nun, jika perilakunya merusak di ranah sosial, sejatinya tidak layak disebut saleh meski secara lahir terlihat saleh. Karena orang saleh (secara individu) akan saleh secara sosial.

Penjelasan ini sejatinya mencerminkan hubungan identik antara keimanan dan empati sosial. Misalnya, dalam sebuah hadist, Nabi Saw bersabda: “Tak beriman seseorang dari kalian hingga dia menginginkan kebaikan bagi saudaranya sebagaimana dia menginginkan kebaikan bagi dirinya sendiri.”

Selanjutnya, kata Cak Nun, “Yang bilang gubernur itu pemimpin itu siapa?” Gubernur, bagi pria asal Jombang ini, bukanlah pemimpin tapi petugas. Gubernur sebagaimana pejabat lainnya ialah orang yang dibayar

Monday 10 October 2016

Tak ada PRT, Kini Tren Warga Saudi Beli Piring Langsung Buang

Laporan mengejutkan datang dari Arab Saudi. Selama Ramadan tahun ini, penjualan piring, sendok, garpu, hingga gelas plastik meningkat di beberapa kota besar. Misalnya Ibu Kota Riyadh, Jeddah, dan Taif.

Sumber di pemerintahan Saudi yang diwawancarai Stasiun Televisi Al Arabiya, Minggu (28/6), menyatakan fenomena pembelian piring plastik ini karena ketatnya pasokan pembantu rumah tangga asing.

"Peralatan dapur dari plastik itu lebih praktis, sehingga mereka tinggal membuangnya setelah makan. Keluarga Saudi tidak perlu mencuci dan bersih-bersih sendiri," ungkapnya.

Persoalan ketergantungan keluarga kelas menengah di Saudi terhadap PRT asing, baik dari Indonesia, Filipina, hingga Ethiopia masuk dalam taraf akut.

Salah satu pejabat pemerintah Saudi mengatakan mereka tidak bisa berkutik untuk mengubah kebiasaan manja tersebut. "Begitu bergantungnya keluarga Saudi dengan PRT, maka para majikan pun menerima kenaikan gaji dan jam kerja yang semakin ringan," ungkapnya.

Di pasar tenaga kerja resmi, jumlah PRT yang tersedia di Saudi berkurang. Apalagi setelah Indonesia menghentikan pengiriman TKI untuk formasi pembantu rumah tangga.

Kondisi ini memicu praktik PRT ilegal. PRT gelap ini rata-rata disewakan oleh sang majikan dengan tarif per jam, antara 25 Riyal hingga 40 riyal. Dari pelbagai tenaga kerja asing, pembantu asal Indonesia yang jadi rebutan di pasar gelap tersebut karena kualitas pekerjaannya dianggap paling mumpuni.

"Permintaan untuk pembantu asal Indonesia sangat tinggi. Jika ada yang berani menyelundupkan TKI ilegal butuh dana hingga 35 ribu Riyal," kata salah satu sumber pemain di pasar PRT ilegal.

Dikabarkan TKI yang nekat bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Saudi menggunakan visa umroh. Mereka itulah kemudian yang disalurkan pemain pasar gelap ke rumah tangga.