Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana
'menyunat' anggaran rapat di setiap Kementerian atau Lembaga. Mendengar
hal ini, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) kelimpungan
karena akan menggerus pendapatan bisnis tersebut.
Wakil Sekretaris Jenderal PHRI, Carla Parengkuan mengaku belum dapat
mengestimasi prospek bisnis perhotelan pada tahun depan. Padahal pelaku
usaha telah mengetahui susunan kabinet pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla
selama periode lima tahun mendatang.
"Bisnis perhotelan di tahun depan belum jelas, terutama hotel-hotel yang
memiliki fasilitas MICE (Meeting, Incentive, Convention, and
Exhibition)," ungkap dia kepada Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis
Minggu (2/11/2014).
Menurut Carla, pelaku bisnis sangat khawatir terhadap rencana mengurangi
program-program rapat yang banyak diselenggarakan di hotel. Apalagi
biasanya permintaan atau booking hotel ramai menjelang akhir tahun demi
penyerapan anggaran.
"Ada info tahun depan akan ada pengurangan program rapat dari pemerintah di hotel," ujar Carla.
Akibat dari kebijakan tersebut, kata Carla, dapat memicu perang tarif
antar hotel yang melakoni bisnis hotel dan MICE. "Yang pasti akan sulit
bagi hotel yang hanya mengandalkan bisnis MICE karena kue lebih kecil
dan diperebutkan. Bisa terjadi perang tarif," terang dia.
Carla mengimbau kepada seluruh anggota PHRI dan pelaku bisnis hotel lain
untuk mengantisipasi kebijakan pemangkasan anggaran rapat apabila
benar-benar terealisasi.
"Anggota PHRI harus menyiapkan strategi guna mengantisipasi hal itu,
termasuk meningkatkan pelayanan hotel dan restoran," cetus dia.
Sebelumnya, Jokowi memastikan akan memangkas anggaran perjalanan dinas
dan rapat di setiap Kementerian atau Lembaga. Ini dilakukan untuk
memperoleh ruang fiskal lebih besar di samping memotong anggaran subsidi
bahan bakar minyak (BBM).
"Saya ingin efisienkan anggaran yang ada. Contoh perjalanan dinas Rp 30
triliun, itu untuk apa? Anggaran rapat Rp 18 triliun itu rapat apa?,"
kata dia.
Mantan Walikota Surakarta itu akan mengintensifkan biaya-biaya kantor
yang dinilai terlalu besar, dan masih bisa disisihkan untuk hal lain
yang lebih produktif. (Fik/Ahm)
http://bisnis.liputan6.com/read/2127...el-ketar-ketir
Sunday, 2 November 2014
0 Comments
Facebook Comments by
Media Blogger