Fahri: Sudah Pakai Peci Bolak-balik, Dibilang Kurang Santun:
Akankah Drama Pemecatan Fahri Hamzah berakhir Bahagia atau Membawa Trauma?..
JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah dianggap kurang santun dan
kerap melawan kebijakan politik yang diambil Partai Keadilan Sejahtera
(PKS). Sehingga Fahri dipecat dari keanggotaan PKS.
Fahri pun mempertanyakan maksud DPP PKS yang menilainya kurang santun.
"Menurut Anda saya kurang santun apa ini? Sudah pakai peci bolak-balik,
saya inilah saya, masa harus berubah, masa saya harus tiba-tiba jadi Pak
Agus Hermanto atau Pak SBY?," ujar Fahri di Gedung DPR RI, Senayan,
Jakarta, Rabu (6/4/2016).
Meski dipecat dari partai, Fahri tak mau menganggap dirinya dizalimi,
atau memposisikan diri seolah-olah korban. Namun, dirinya hanya
membuktikan kebenaran sehingga menempuh jalur hukum.
"Saya enggak mau seolah-olah jadi korban, playing victim, mari matang saja," tegasnya.
Fahri juga tak mengerti dengan jalan pikiran petinggi-petinggi partai
yang melengserkan dirinya. Padahal, dirinya adalah salah satu deklarator
partai saat dulu masih bernama Partai Keadilan (PK). Terlebih dirinya
juga tak pernah terkena kasus yang macam-macam, terutama yang menyangkut
korupsi.
"Saya orang yang tidak punya beban, saya tidak ada track record korupsi,
tidak ada kasus, tidak dilaporkan dewan syariah, saya tidak punya kasus
hukum. Kalau orang lain punya kasus saya tidak tahu, lalu mengingkirkan
orang yang tidak punya kasus, tidak tahu karena ini tidak terbuka dari
awal," pungkasnya.
"Nyawa cadangan" Fahri
Setidaknya, ada tiga kemungkinan bagi Fahri untuk "menyelamatkan
nyawanya". Pertama, gugatannya diterima dan ia tetap di PKS. Kedua, ia
pindah partai. Ketiga, ia memulai karier politik baru sebagai kepala
daerah.
Kemungkinan pertama, akankah Fahri memenangi gugatannya?
Keputusan partai memecat Fahri tidaklah tiba-tiba. Presiden Sohibul
Iman mengungkapkan, sudah berulang kali Fahri diberi arahan agar menjaga
kesantunan pendapatnya ke publik. Arahan itu seolah tak digubris Fahri.
Partai pun hilang kesabaran.
Ketua Dewan Tingkat Wilayah (DPTW) PKS Nusa Tenggara Barat Abdul
Hadi, daerah pemilihan Fahri, juga mengungkapkan, putusan pemberhentian
Fahri telah melalui proses panjang. Ia mengaku beberapa kali berupaya
melakukan mediasi antara Fahri dan DPP PKS. Keputusan pemecatan Fahri
adalah akhir dari kebuntuan mediasi.
Pengalaman sebelumnya, mereka yang melawan partai dan kandas adalah
Effendi Choirie dan Lily Chadijah Wahid. Dua anggota Fraksi Partai
Kebangkitan Bangsa DPR periode 2009-2014 juga dipecat lantaran sering
berseberangan dengan keputusan partai.
Rasanya, "nyawa" Fahri sudah sulit diselamatkan di PKS. Kalaulah
Fahri menang, ia mungkin akan jadi semacam kerikil dalam sepatu PKS yang
jelas-jelas tidak menyukainya lagi.
Kemungkinan kedua, Fahri pindah partai. Ke mana? Ini yang menarik.
Wednesday, 6 April 2016
0 Comments
Facebook Comments by
Media Blogger