#indojejaring - Keberadaan
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dalam aksi demo menuntut penegakan hukum
atas kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI
Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ajok), disebut Front Pembela
Islam (FPI) sebagai penumpang gelap.
Sebab, HMI yang dituding sejumlah pihak sebagai kelompok yang bentrok
dengan aparat, ternyata tidak berkoordinasi dengan Gerakan Nasional
Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI).
"Ini HMI gak pernah ikut koordinasi dengan kita. Ini penumpang gelap.
Penumpang gelap kita gak peduli," kata Sekretaris Jenderal DPD Front
Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta Novel Chaidir Hasan Bamukmin (Habib
Novel) kepada Netralnews.com, Sabtu (5/11/2016).
"Mereka (HMI) yang menyebabkan letupan-letupan. Memang setiap hampir
setengah jam, di kelompok HMI selalu membuat letupan-letupan,
sambitan-sambitan hampir setiap setengah jam," paparnya.
Habib Novel dengan tegas juga membantah adanya dugaan penumpang gelap dari partai politik.
"Justru yang diberitakan rame penyusup penumpang gelap dari partai
politik itu gak masalah, gak masalah. Walaupun kita bukan ke arah
politik, atau mendukung, tidak. Itu gak masalah," terangnya.
"Justru yang saya khawatirkan adik-adik kita dari HMI. Saya gak tau
apakah mereka ada penyusup di dalamnya atau ada agenda sendiri. Saya gak
ngerti agenda mereka apa," katanya.
Selain itu Habib Novel menyebutkan, jika keberadaan FPI sebagai tameng
membantu aparat kepolisian serta ikut meredam massa yang anarkis pada
Jumat lalu. Sebab FPI tetap berpegang teguh pada niat awal
perjuangannya, yakni jihad konstitusi.
"Sangat-sangat bukan disebabkan oleh FPI. Justru kami ini FPI tameng di
depan tameng polisi. Jadi kita tameng di depan polisi. Itu badan kita,
badan orang-orang FPI loh. Artinya kita ingin menjaga keamanan. Kita ini
jihad konstitusi dan kita berkomitmen," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PB HMI Mulyadi P Tamsir telah membantah
anggotanya terlibat dalam kericuhan di depan Istana Merdeka. Menurut dia
menjelang berakhirnya unjuk rasa, posisi massa HMI berada di bagian
paling depan dan akan mundur menunggu masa bagian belakang membubarkan
diri.
"Posisi kami berada di bagian paling depan, di belakang kami ada massa.
Kami maju nggak bisa, mundur nggak bisa. Saya bilang ke teman-teman
untuk tenang dulu. Saya juga bingung kenapa kemudian terjadi (ribut).
Saya pastikan bukan massa HMI (yang terlibat ricuh)," kata Mulyadi,
Jumat (4/11/2016).
Sunday, 6 November 2016
0 Comments
Facebook Comments by
Media Blogger