hello

Tuesday 31 March 2015

[Fenomena Sosial] Warung Bermenu Vulgar, Cermin Kekerasan dalam Masyarakat?


Mengutip slogan tipiwan "Memang Beda", warung makan di Yogya ini memang Beda dari yang lain, sebuah "trik" marketing atau  cermin kekerasan verbal ada di masyarakat?. 
 Di Yogyakarta, ada ribuan warung makan mulai dari warung burjo dan mi instan, nasi goreng, bakmi goreng, pecel lele, soto, angkringan dan lain-lain. Sebagian besar konsumennya adalah para mahasiswa dan pelajar. Semua menu yang disajikan juga hampir sama.

Di salah satu warung makan yang bernama Kedai 24, pengunjung akan menemukan daftar menu dengan nama-nama yang cukup mengagetkan. Meski sebenarnya menu makanan dan minuman yang disajikan tergolong sama, seperti nasi ikan, sardin, nasi goreng, mi instan, sosis goreng dan lain-lain. Demikian pula aneka minuman yang disajikan juga sama seperti es teh, teh manis, kopi, capucino, es jeruk, cokelat dan aneka minuman lainnya.

Warung Kedai 24 berada kawasan jalan Selokan Mataram dekat kawasan kampus di daerah Babarsari, Depok, Sleman. Satu lagi berada di Jalan Damai, Ngaglik, Sleman.

Kalau melihat tempatnya juga biasa seperti halnya warung makan atau kafe-kafe yang bermunculan di kota pelajar ini. Bentuk bangunannya juga hampir sama, terbuat dari kerangka bambu bukan bangunan tembok permanen atau bangunan mewah. Mebel atau perlengkapan warung seperti meja kursi juga sederhana dan terbuat dari kayu.

Saat masuk dan duduk di salah satu meja, ada beberapa karyawan kedai yang disebut PSK (Punggawa Setia Kedai) yang memberikan daftar menu. Daftar menu dua lembar berisi daftar makanan dan minuman.

Daftar menu sebesar separuh kertas HVS kuarto bolak-balik itu tertulis nama-nama makanan dan minuman. Judul di bagian atas tertulis "Kitab Panduan Penggila Kedai" dan tertulis juga "Gak Perlu Takut Dosa".

Di daftar menu tersebut juga tertulis "Banyak istilah yang Kami gunakan bernuansa vulgar. Maknai itu hanya sebagai istilah. Bukan bermaksud kami mengajari cabul. Kami hanya ingin mengajak anda untuk melihat banyak hal dari banyak sisi. Karena kami sadar keberagaman adalah anugerah".

Ada juga tulisan Pelacur yang berarti Pemusnah Lapar Rasional dan Masturbasi (Mie Nasi Telur Bercampur dalam Satu Porsi). Ada nama artis Jepang, Miyabi (Mie Yang Tak Biasa). Ada juga nasi goreng Gigolo (Gerombolan nasi Goreng sesuka Lo), sosis, kemudian minuman seperti Milk Sex, Smoothy Orgasm, Warna-warni minuman Horny atau panas.

Harga di warung ini sama dengan warung biasa. Kisaran harga mulai dari Rp 2.000 hingga Rp 15.000.

Karyawan kedai mengaku tidak tahu-menahu soal pemilihan nama-nama menu. Sedangkan si pemilik kedai, Arismanto, hingga saat ini belum bisa dihubungi. Terdengar nada aktif, namun tidak diangkat.
Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger