“Saya belum pernah ketemu seorang sosok ayah sampai hari ini,” ucap suami Feby Belinda ini dalam akun TikTok @ahmadsahroni.id yang diunggah pada 23 Februari 2024.
Pernyataan tersebut menggambarkan bagaimana ia tumbuh tanpa figur seorang ayah. Sejak kecil, Ahmad Sahroni hanya tinggal bersama ibu dan neneknya.
Bila figure ayah tak pernah hadir, maka sang ibu-lah yang paling besar jasanya pada Ahmad Sahroni.
Seorang influenser wanita asal Sumut termasuk yang sangat kaget dengan informasi ini.
"Hah, ternyata bermarga Silalahi rupanya kau, woi. Amang Tahe, dia itu Silalahi dari mana? Ketua Punguan -- Perkumpulan -- Silalahi mana dia woi?", begitulah pertanyaan si wanita yang terkejut dengan fakta Ahmad Sahroni.
Sampai sekarang belum ada jawaban Ahmad Sahroni mengenai asal usulnya ini. Tapi informasi dari ijazah itu membuktikan kalau ia pastilah orang batak. Sayangnya, ia sama sekali tidak pernah menggunakan marga itu pada namanya.
Tempat lahirnya pun tidak jelas. Ada yang mengatakan ia lahir di Belawan, Medan, tapi informasi lain menyebutkan kalau Sahroni lahir di Tanjung Priok, pada 8 Agustus 1977. Sebelum ditemukan ijazah tersebut, sama sekali tidak pernah beredar informasi soal ayah Sahroni. Dalam website resmi Partai Nasdem hanya disebutkan nama Ibu Sahroni, yaitu Hernawaty.
Beredar kabar kalau Hernawaty memiliki darah minang. Tapi tidak ada kabar bagaimana hubungan Hernawaty dengan suaminya Hendra Silalahi. Website Nasdem hanya menyebut bahwa Sahroni sejak kecil tinggal bersama ibu dan neneknya yang berjualan nasi padang di kawasan Tanjung Priok.
Ada yang mengatakan kalau Sahroni memang tidak mengenal ayahnya karena sejak kecil sudah tidak bersua dengan ayahnya. Ia hanya tahu ibunya saja. Tapi ia masih ingat nama Ayahnya Hendra Silalahi dari cerita sang ibu.
Kehidupan masa kecil Sahroni memang sarat dengan perjuangan karena ia diasuh ibu dan neneknya. Hidup mereka sangatlah sederhana. Bahkan bisa dikatakan di bawah garis kemiskinan.
Ahmad Sahroni menyelesaikan pendidikan sekolahnya di SMA 114, Jakarta Utara. Selepas SMA, keterbatasan ekonomi membuat Sahroni harus bekerja serabutan dan tidak melanjutkan pendidikannya.
Sahroni mengawali karier profesionalnya sebagai supir perusahaan yang bergerak di bidang pengisian bahan bakar minyak. Berkat ketekunannya, ia dipercaya mengerjakan administrasi, pembayaran, serta tukang angkat selang pengisi bahan bakar kapal.
Seiring dengan jabatannya yang terus meningkat, Sahroni semakin menguasai seluk-beluk bisnis tersebut. Dengan jabatan terakhir Direktur, Ahmad Sahroni kemudian keluar dan mendirikan perusahaan transportasinya sendiri.
Pada 2004 adalah awal perjuangan Ahmad Sahroni dalam menghadapi berbagai kesulitan usahanya. Setelah jatuh bangun dalam bisnis, Sahroni memutuskan mengembangkan perusahaan di bawah bendera PT Ekasamudera Lima dan PT Ruwanda Satya Abadi. Usaha itu bergerak di bidang operasional perkapalan tongkang pengangkut suplai BBM. Selain itu, Sahroni juga pemilik usaha properti di sejumlah wilayah.
Sesuai perkembangan zaman, usahanya semakin maju sehingga ia pun dikenal sebagai crazy rich Tanjung Priok. Beranjak dari profesi pengusaha, ia lantas terjun ke politik bergabung di Partai Nasdem. Ia dipercaya sebagai Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan Bendahara Partai Nasdem DKI Jakarta.